MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Buruh Menambah Stamina Kerja, Bos Tajir Melintir

Rehan: Mengusir kantuk dengan kopi

Rehan (31 tahun) merupakan buruh PT Alim Rugi Bekasi dengan status buruh tetap. Rehan bekerja di PT Alim Rugi sejak 2013. Rehan tinggal sendiri di kos dekat pabrik sementara istri dan anaknya tinggal di kampung halaman (Jawa Tengah).

PT Alim Rugi merupakan perusahaan yang memproduksi kemasan rokok, kemasan makanan, dan kemasan farmasi. Di PT Alim Rugi, para buruh bekerja dalam tiga shift di mana pergantian shift dilakukan setiap seminggu sekali. Jika minggu pertama masuk shift pagi, memasuki minggu kedua buruh masuk shift malam, berikutnya masuk shift sore, dan seterusnya. Begitu juga dengan Rehan, sejak pertama bekerja di PT Alim Rugi, Rehan sudah mulai bekerja di shift malam.

Di PT Alim Rugi, shift tiga dimulai dari jam 23.00 WIB sampai jam 07.00 WIB. Menurut Rehan setiap bekerja di shift tiga ia selalu membawa kopi sachet sendiri sebab perusahaan hanya menyediakan dispenser, galon dan juga tidak ada tunjangan lainnya.

Untuk mengusir kantuk, Rehan melakukannya dengan cara merokok dan minum kopi di waktu istirahat. Sementara, menurut Rehan, para buruh perempuan lebih memilih untuk tidur.

Kalau saya gak pernah ngelakuin (tidur), emang gak bisa tidur di pabrik. Soalnya saya gak bisa tidur kalau dengar suara mesin, berisiklah, intinya gak nyaman juga,” ujar Rehan.

Aktivitas Rehan sebelum bekerja adalah jika ada keluarga datang maka ngobrol dengan keluarga, kadang main futsal, kadang nongkrong dengan teman-temannya dan jika tidak ada kegiatan maka Rehan memilih tidur.

Setelah pulang shift malam, Rehan tidak langsung pulang ke kos tetapi nongkrong dulu di pabrik, minum kopi satu atau dua jam dengan teman-temannya, baru nyari sarapan, kemudian pulang ke kos dan tidur.

Menurut Rehan, dampak yang dirasakan setelah bekerja shift malam adalah badannya cepat ngedrop karena lelah. Karena waktunya terbalik, malam untuk bekerja, siang untuk tidur sementara tidur siang tidak bisa maksimal.

Aktivitas Rehan pada saat pergantian dari shift malam ke shift sore adalah istirahat total tetapi pernah juga digunakan untuk lembur. Hari Minggu seharusnya libur tetapi Rehan terpaksa memilih lembur karena tuntutan kebutuhan.

Kan di pabrik itu gini. Kalau kerja di hari normal namanya makan tulang. Nah, kalau lembur itu makan daging, karena dapat dua kali lipat, apalagi sudah berkeluarga, punya anak, dan punya cicilan.”

Ari: Mengusir kantuk dengan kopi dan minuman berenergi

Ari bekerja sebagai vendor di PT Indah Untung Indonesia, Bekasi sejak 2011. PT Indah Untung merupakan perusahaan yang memproduksi cat, tinta dan bahan kimia khusus.

Ari mengaku kadang bekerja di shift siang, shift malam, dan kadang bekerja dari pagi sampai malam. Pekerjaannya sehari-hari harus bolak-balik kadang ke Kabupaten Bekasi, kadang ke Cikarang dan kadang ke Bekasi Kota.

Jika Ari bekerja shift malam atau pun dari pagi sampai malam ia mengaku tidak pernah putus dari kopi dan Krating Daeng.

Ari mengeluhkan tunjangan transportasi yang ia dapatkan. Dalam sehari ia menerima sebesar Rp30 ribu yang hanya cukup untuk membeli bensin. Jika sewaktu-waktu pecah ban di jalan biasanya biaya ditanggung sendiri, belum lagi ditambah kopi dan Krating Daeng.

Terkait motor rusak atau terjadi kecelakaan, menurut Ari sebenarnya dari perusahaan ada claim servis per bulan. Hanya saja dari awal bekerja di PT Indah Untung sampai sekarang, Ari tidak pernah mendapatkannya. Kemudian motor yang ia pakai juga motor pribadi. Ari mengaku minta motor inventaris dari perusahaan tapi tidak dapat-dapat meski Ari sudah bekerja selama 10 tahun.

Ade: Kerja selalu berkeringat, kantuk hilang sendiri

Ade (20 tahun) bekerja di Ninja Xpress Tangerang bagian scan barang (paketan) dengan status Buruh Harian Lepas (BHL). Selain bagian scan, di Ninja Express juga ada buruh yang bekerja di bagian bongkar dan kurir.

Ade sudah bekerja di Ninja Xpress selama dua tahun. Dalam sehari Ade diberi upah sebesar Rp130 ribu yang dibayarkan setiap tanggal 8. Dalam seminggu libur sekali. Jika ditotal uang yang diterima sebesar Rp3,3 juta. Jika Ade mengambil lembur bisa menerima Rp3,8 juta.

Sejak awal bekerja di Ninja Xpress Ade selalu mendapatkan shift malam yakni mulai pukul 20.00 WIB sampai barang habis yakni sekitar jam 04.00 WIB atau kadang hanya sampai jam 02.00 WIB. Ketika ada promo 12.12 (Misal shoppee 12.12 atau lazada 12.12) akan pulang jam 08.00 WIB pagi.

Ade mengeluhkan beberapa persoalan antara lain upah awal masuk yakni semua buruh pada bulan pertama kerja hanya dibayar Rp1,5 juta. Kemudian perhitungan upah lembur yang tidak jelas. Jika pulang setelah Subuh sering tidak dianggap lembur karena perhitungan kerjanya sampai barang habis. Ade juga mengeluh persoalan sakit yang harus ditanggung sendiri.

Menurut Ade, selama bekerja malam jarang mengantuk karena ketika sudah berkeringat ngantuknya akan hilang sendiri. Semenjak bekerja malam yang kelihatan paling berubah adalah pola makan dan pola tidur.

Ketika hari kerja, Ade mengaku dalam sehari hanya makan dua kali yakni sebelum berangkat kerja dan setelah pulang kerja. Aktivitas setelah pulang kerja adalah makan, setelah makan kadang main game bersama teman-temannya baru kemudian tidur sampai sore. Bahkan, menurut Ade kadang bisa bangun setelah Magrib, kemudian makan dan berangkat kerja kembali. 

Eri: Mengusir kantuk dengan tidur di kolong mesin

Eri merupakan buruh kontrak di PT Omron Manufacturing of Indonesia (PT OMI) Cikarang. Eri sudah bekerja di PT OMI selama dua tahun dengan perpanjangan kontrak setiap satu tahun. Saat ini Eri menginjak 23 tahun. Menurut Eri untuk usia 23 tahun bekerja di PT OMI sudah termasuk tua karena banyak teman-temannya berusia di bawahnya. Ada juga buruh yang berumur 24 tahun tapi jumlahnya sedikit sekali.

PT OMI merupakan perusahaan yang memproduksi sensor, timer dan coil motor. Di PT OMI buruh bekerja dengan tiga shift. Sejak masuk kerja di PT OMI Eri sudah mendapatkan shift pagi, shift siang maupun shift malam.

Jika masuk shift malam, kadang Eri mengurangi kantuk dengan cara minum kopi. Menurutnya Good day dan Nescafe tidak manjur, tapi kopi hitam (kapal api) lumayan manjur. Tetapi yang paling sering dipilih Eri adalah dengan tidur walaupun hanya sebentar. Jika sudah jam istirahat 02.30 WIB Eri memilih tidur di kolong mesin. Nanti temannya akan membangunkannya. Menurut Eri, “Lebih baik tidak makan daripada tidak tidur”.

Tunjangan yang didapat oleh Eri adalah adanya bus jemputan. Jarak dari kontrakan ke pabrik dengan mengendarai bus sekitar 15 menit. Menurut Eri sebenarnya PT OMI menyediakan mess tetapi Eri hanya bisa bertahan di sana selama 5 bulan.

Menurut Eri enaknya tinggal di mess adalah dekat dengan pabrik dan tidak perlu ganti seragam lagi karena bisa langsung dipakai dari mess. Tetapi tidak enaknya adalah waktu untuk keluarnya dibatasi yakni hanya 1 jam, siang jam 12.00 WIB – 13.00 WIB dan malam jam 19.00 WIB – 20.00 WIB. Lebih parahnya selama lockdown kemarin, tidak diperbolehkan keluar mess sama sekali. Sampai pesan makan hanya bisa lewat aplikasi.

Dampak-dampak Kurang Beristirahat

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kebutuhan tidur setiap orang dibedakan berdasarkan usia. Usia 0-1 bulan, membutuhkan tidur 14-18 jam per hari. Usia 1-8 bulan, membutuhkan tidur 12-14 jam per hari. Usia 18 bulan-3 tahun, membutuhkan tidur 11-12 jam per hari. Usia 3-6 tahun, membutuhkan tidur 11 jam per hari. Usia 6-12 tahun, membutuhkan tidur 10 jam per hari. Usia 12-18 tahun, membutuhkan tidur 8,5 jam per hari. Usia 18-40 tahun, membutuhkan tidur 7-8 jam per hari. Usia 40-60 tahun, membutuhkan tidur 7 jam per hari. Usia 60 tahun ke atas membutuhkan tidur 6 jam per hari.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  (P2PTM KEMENKES RI) melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengampanyekan untuk tidur dengan cukup. Bunyi posternya antara lain: “Yuk, atur jam tidur anda mulai malam ini.”

Dampak fisiologis akibat sering lembur atau tidur malam yang kurang cukup

Program tidur malam dengan cukup jelas tidak berlaku untuk buruh. Buruh harus bekerja 8-12 jam per hari atau seperti yang dilakukan Rehan, Ari, Ade dan Eri yakni 40-56 jam per minggu.

Dampak fisiologis yang ditimbulkan akibat sering lembur menurut Kemenkes RI, antara lain: Kehilangan kemampuan konsentrasi saat berkendara, munculnya obesitas, kehilangan kemampuan saat belajar, kulit terlihat lebih tua, dan sering lupa.

Hilang fokus atau hilang konsentrasi diakibatkan karena fisik sudah lelah tetapi masih dipaksakan. Bukan hanya hilang fokus saat berkendara tetapi juga hilang fokus saat bekerja. Kehilangan konsentrasi saat bekerja dapat berakibat potensi kecelakaan di tempat kerja semakin besar. Sebuah studi di AS mengatakan bahwa pekerjaan dengan jadwal lembur memiliki tingkat bahaya cedera 61% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan tanpa lembur.

Selain itu, orang yang sering lembur diibaratkan seperti orang mabuk kendaraan. Jika terus terjaga sampai jam 05.00 WIB pagi, kerusakannya akan sama seperti memiliki konsentrasi alkohol dalam darah 0,1%. Padahal konsentrasi alkohol dalam darah lebih dari 0,08% dianggap sebagai batasan yang diizinkan untuk mengemudikan kendaraan oleh hukum di sebagian besar negara di dunia.

Ada sebuah kasus di mana seorang buruh perempuan berusia 22 tahun sampai meninggal karena sering lembur dan memiliki beban kerja yang banyak. Judul beritanya ditulis: Terus Lembur dan Beban Kerja yang Banyak, Karyawati Tewas Kelelahan Bekerja.

Dampak psikologis akibat sering lembur adalah depresi dan stres yang meningkat. Misalnya yang terjadi pada buruh yang bekerja di pabrik Foxconn. Para buruh Foxconn melakukan percobaan bunuh diri dengan cara gantung diri dan melompat dari gedung. Di antara mereka ada beberapa yang meninggal dan juga ada yang selamat tetapi ada yang masuk rumah sakit jiwa.

Salah satu akar permasalahan buruh Foxconn jam kerja panjang yang memicu depresi. Buruh Foxconn dituntut bekerja 12-14 jam per hari dan bekerja selama tujuh hari penuh dalam seminggu.

Strategi untuk mengatasi stress menurut Kemenkes RI salah satunya adalah dengan membiasakan istirahat atau tidur malam yang cukup.

Dampak jangka panjang akibat sering lembur atau tidur malam yang kurang cukup

Tidur yang kurang dari enam jam setiap malam memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit kardiovaskular atau resiko penyakit jantung. Bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko mengidap penyakit jantung dan diabetes, terlalu banyak lembur malam meningkatkan risiko kematian dua kali lebih besar.

Selain itu, buruh yang bekerja pada shift malam memiliki risiko kematian sebesar 10 persen dibandingkan dengan buruh yang bekerja pada shift siang karena rentan terkena penyakit jantung dan disfungsi metabolisme. Beritanya ditulis dengan Pegawai yang sering lembur beresiko meninggal lebih cepat benarkah?

Selanjutnya dampak yang ditimbulkan akibat sering lembur adalah penyakit ginjal, terlebih buruh yang menyelesaikan pekerjaannya dengan posisi duduk, kurang konsumsi air putih dan terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi.

Bila Ari membeli minuman berenergi sendiri, beda halnya dengan salah satu perusahaan garmen di Semarang yang menyediakan minuman berenergi khusus untuk para buruh yang bekerja di shift malam. Tujuan perusahaan memberikan minuman berenergi tersebut adalah supaya buruh yang bekerja di shift malam tidak mengantuk dan tetap semangat. Padahal terlalu sering mengonsumsi minuman berenergi memiliki dampak kesehatan jangka panjang. Lebih parahnya, pada akhir tahun lalu, salah satu buruh di perusahaan tersebut meninggal.

Manfaat mengurangi jam lembur dan menaikan upah

Seperti terlihat dalam berbagai penelitian, buruh-buruh yang memiliki waktu istirahat cukup memilik konsentrasi pekerjaan lebih baik. Apalagi jika ditambah dengan sistem pengupahan yang lebih manusiawi. Konsentrasi pekerjaan yang lebih baik berarti menjaga kualitas barang dan menghindari kecelakaan kerja. Ketika risiko kecelakaan kerja menurun berarti cash flow perusahaan akan terjaga. Dengan menaikan upah lebih baik para buruh pun akan merasa senang dalam bekerja. Sehingga indeks kebahagiaan dalam bekerja meningkat. Dengan begitu indeks angka harapan hidup semakin meningkat.

Lalu bagaimana jika ada pesanan barang yang mengharuskan lembur? Sebenarnya, jam-jam lembur sudah dapat diperkirakan dalam setiap minggu dan setiap bulan. Jatah lembur tersebut jika dikonversikan dalam jumlah tenaga kerja, akan menjadi lowongan kerja baru. Dengan demikian perusahaan memberikan kontribusi dalam penciptaan lowongan kerja. Mari kita tidur yang cukup dengan mengurangi lembur dan menuntut upah lebih baik!

Penulis

Uswatun Khasanah