MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Dari Pelecehan hingga Kekerasan Ekonomi: Cerita Ojol Perempuan

Rosa (bukan nama sebenarnya) berusia 22 tahun. Perempuan asal Bekasi, yang merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia memiliki dua adik kembar berjenis kelamin perempuan dengan jarak usia tiga tahun. Orangtuanya telah bercerai sejak ia di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sejak perpisahan orangtuanya, ia tinggal bersama ibu dan dua adiknya, mereka berpindah dari satu kontrakan ke kontrakaan lain. Saat ini ia tinggal di sebuah kontrakan dengan satu ruangan besar yang diberi pembatas di tengah sebagai pembagi ruangan menjadi dua. Ia mengatakan bahwa baru sebulan pindah dari kontrakan sebelumnya. Sejak kecil, ibunya membuka salon di rumah, namun Rosa merasa tidak memiliki minat dan tidak bisa seperti mamanya.

Sulitnya mencari pekerjaan dan upah rendah menjadi alasan Rosa tergabung menjadi driver online. Menurutnya, pendapatan menjadi driver online lebih baik daripada tempatnya bekerja dulu sebagai penjaga toko. Jam kerja sebagai  penjaga toko dari pukul 10 pagi hingga 10 malam hanya di upah Rp1 juta per bulan.

Perkenalannya dengan driver online ketika teman perempuan mamanya yang berprofesi sebagai driver datang ke rumah. Ia pun ditawarkan untuk bekerja menjadi driver dengan narasi pekerjaan mudah dilakukan hanya dengan mengantar dan jarak tidak terlalu jauh. Keputusannya menjadi driver online pun didukung oleh mamanya dengan membelikan Rosa sebuah motor matic second yang dicicil selama tujuh bulan.“Jadi kan mama belum ada motor, ya, jadi beli motor dulu buat nge-Grab,” cerita Rosa mengingat perkataan mamanya.

Setelah motor tersedia, Rosa pun mendaftar menjadi driver di aplikasi Gojek 2019. Tahun lalu, kedua adiknya selesai SMA dan mulai bekerja. Motornya pun diberikan kepada adiknya dan ia membeli motor baru. Motor yang ia beli juga motor maticsecond, yang membedakan adalah yang kedua ia beli secara kontan agar tidak pusing memikirkan cicilan.

***

Untung Dahulu, Buntung Kemudian

Di awal tergabung menjadi driver online regular adalah hal berat bagi Rosa. Ia menerima apa saja orderan yang ada di aplikasi walaupun tidak penah mendapatkan Tutup Poin (Tupo). Waktu itu, driver Gojek 18 trip baru menerima bonus. Ia pun mendapatkan bimbingan dari teman mamanya untuk mengarahkannya kemana dan apa yang harus ia lakukan. Ia disarankan untuk tidak meng-autobid aplikasi agar bisa memilih orderan. Ia pun diminta untuk datang pagi ke tempat tertentu dan diarahkan untuk  menerima food saja. “Di awal gak  pernah sampai di atas sepuluh orderan, lalu diajarin teman mama main di  food aja. ‘Kalau bukan food dilewatin aja, biar historinya food Rosa,’” ungkap Rosa menirukan perkataan teman mamanya waktu itu.

Sejak menjalankan sesuai instruksi teman mamanya, ia pun mulai mahir menjadi driver online. Dengan fokus mengejar 18 trip sampai mendapat bonus. Sehari ia dapat memperoleh sekitar RP300 ribu-an. Seiring jalan, ia mendapatkan informasi tentang “bermain orderan angin” atau mereka sebut sebagai orderan kosong. Banyak driver yang “bermain orderan angin” dengan  narasi aman dijalankan. Untung pun tak dapat ditolak, Rosa tertarik untuk mengikuti seperti teman driver lainnya. Sayangnya, untung tersebut menjadi buntung bagi Rosa, ia ketahuan “bermain orderan angin” oleh aplikator. Rosa pun dihukum Putus Mitra (PM) setelah setahun menjadi driver Gojek. Ia menjelaskan kalau, “Semua juga pada main, katanya aman. Kalau dapat ‘angin’, ya, dibawa aja gitu. Kemudian ketahuan, di PM”.

Berakhir dengan Gojek tidak membuatnya berhenti menjadi driver online, ia bergabung sebagai driver online regular aplikasi Grab tahun 2020. Tidak berselang lama, ia mendengar ada tawaran program Laskar dari Grab yang dikhususkan menerima orderan food bagi driver perempuan dan laki-laki, namun ia belum bisa bergabung karena itu diperuntukkan yang sudah lama menjadi driver.

Tawaran program Ladygrab pun muncul, Rosa diminta untuk ke kantor dan diberikan pengarahan terkait program Ladygrab. Ia menceritakan waktu itu sekitar 100-an perempuan yang datang dan mendaftar menjadi Ladygrab. “Semua pada mau. Orang kita dapat rompi kayak gini tulisan Ladygrab terus sama tas yang kotak-kotak buat di belakang, gitu, gratis. Semua gratis,” terangnya.

Tidak ada perubahan orderan ketika perpindahan dari driver online regular menjadi Ladygrab. Meskipun pada saat menjadi Ladygrab bertepatan dengan pandemi Covid-19, ia tetap mudah mendapatkan orderan bahkan langsung Tupo target 12 orderan. Sehari ia bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp400-600 ribu-an dengan bonus. Menurutnya hal tersebut disebabkan karena historinya yang sudah banyak orderan food sehingga ketika berpindah dari reguler ke Ladygrab ia langsung “gacor” orderan.

Keuntungan “gacor” orderan ternyata tidak bertahan lama, akhir 2021 orderan mulai sulit. Meskipun tetap ada bonus namun bagi Rosa tidak mudah untuk dicapai bahkan ia sudah tidak pernah Tupo target 16 orderan. Sehari maksimal ia hanya menerima 12-13 orderan, itu pun ketika weekend. Sedangkan pada weekday, ia hanya dapat paling sedikit lima orderan dan paling banyak sepuluh orderan dengan jam kerja pukul 7 pagi hingga 10 malam.

Sulitnya mencari orderan membuat Rosa mencoba menambah pendapatan dengan bergabung ke aplikasi Shopee pada pertengahan 2022. Ia pun dipinjamkan handphone (HP) oleh temannya untuk mengoperasikan akun Grab. Menurutnya, apabila satu HP digunakan untuk dua aplikasi maka performa HP menjadi lambat dan berat. Dengan memiliki dua HP maka ia tidak khawatir menggunakan akun Shopee dan akun Grab bersamaan.

Sayangnya, HP pinjaman tersebut memiliki kualitas kamera yang kurang baik yang berdampak gagal Verifikasi Muka (Vermuk). Akhirnya, akun Grab Rosa di-suspend. “Waktu itu kejadiannya pas magrib pas lagi hujan-hujan, tiba-tiba Vermuk 10 menit. Vermuk tuh susah sampai tiga kali gagal,” ungkap Rosa. Untuk mengaktifkan kembali akunnya ia harus ke kantor. Ia pun mengeluhkan proses pengaktifkan akun yang lama karena melalui beberapa proses, seperti datang ke kantor, menunggu antrian, membuat janji dan baru proses pengaktifan.

Karena kejadian gagal Vermuk, Rosa pun memindahkan akun Grab kembali ke HP lama dan menjalankan dua aplikasi dalam satu HP. Beratnya performa HP membuat Rosa hanya memainkan akun Grab yang berdampak pada di-suspendnya akun Shopee. Pada dasarnya, Rosa tidak mengetahui pasti kapan suspend terjadi dan menurutnya juga tidak ada pemberitahuan. Tak seperti yang diharapkan, tergabung Shopee hanya bertahan selama tiga bulan. Orderan yang mulai sulit didapat dan kelelahan bekerja sebagai driver membuat Rosa sempat berpikiran untuk mengganti pekerjaan. Ia pernah memasukkan lamaran kerja bagian admin dibantu oleh kenalan “orang dalam”. Sayangnya, ia tetap tidak diterima dan merasa tidak tahu bagaimana mendapatkan pekerjaan lain.

***

Konsisten dan Keyakinan

Rosa memiliki jadwal keluar rumah yang cukup jelas. Ia keluar pukul 7 pagi hingga pukul 10 malam. Terkadang keluar rumah pukul 10 pagi apabila merasa kelelahan sehingga bangun kesiangan.  Pada siang hari pukul 12 saat jam makan siang ia akan pulang ke rumah untuk beristirahat dan kembali keluar pukul 1 siang. Pada sore hari ia akan pulang istirahat pukul 4 sore hingga habis magrib sekitar pukul 7 malam.

Setiap pulang beristirahat maka ia akan mematikan akun. Menurutnya, apabila keluar sesuai jadwal atau selalu konsisten maka akan mudah mendapatkan orderan. Sebaliknya, jika keluar rumah  tidak konsisten dengan waktu di hari-hari sebelumnya maka akun menjadi “anyep”. “Sekarang baru dapat dua doang dari pagi jam 8 sampai jam 12 tadi. Karena keluarnya telat, itu tadi gak konsisten. Jadi orderannya gak dapet-dapet. Tapi tergantung juga sih, emang susah orderan juga,” keluh Rosa.

Menurut Rosa, selain konsistensi waktu juga terdapat pola hari orderan. Pada waktu weekday maka orderan akan relatif lebih sedikit dibandingkan pada waktu weekend yang akan banyak orderan. Dengan begitu, ia pun tidak mengharapkan banyak mendapat orderan pada hari weekday. Meskipun ia tetap akan berkeliling ke beberapa tempat untuk mencari orderan.

Rosa menyebutkan orderan akan ramai pada jam makan siang di mulai pukul 12 dan malam yang terkadang bisa ia dapatkan 4-5 orderan. Pada jam makan siang waktu ia beristirahat di rumah namun setelahnya ia mengantisipasi dengan berkeliling tiap tempat di wilayah Harapan Indah Bekasi setiap satu jam. Ia menjelaskan paling sering ia berhenti di McDonald dan beberapa tempat sekitarnya, “biasa stop-stop di jalan, muter-muter daerah sini kan luas ni. Jadi kita harus punya notif”.

Lebih lanjut, selama menunggu, Rosa sering me-refresh titik tunggunya di Google Maps dan Maps Grab. Rosa berupaya untuk mengakurasi dan menyamakan titik agar mudah mendapat orderan. Menurutnya, ketidakakuratan titik di Maps berpengaruh terhadap penerimaan order. Selain itu, ia menjelaskan apabila mengarahkan lokasi untuk mencari order membuat orderan tidak mendapatkan berlian. Penjelasannya satu order akan mendapat tiga belas berlian, yang itu bisa ditukar dengan bonus apabila mencapai batas Tupo. Untuk Tupo 1 (target 6 orderan), yaitu 75 berlian dengan bonus sebesar Rp175 rupiah atau Tupo 2 (target 16 orderan), yaitu 200 berlian dengan bonus sebesar Rp225 rupiah.

Tahun ini terasa berat bagi Rosa menjadi driver sebab menurunnya orderan yang berpengaruh terhadap pendapatannya. Ia berupaya untuk tetap rutin keluar sesuai  jadwal meskipun terdapat keraguan terhadap konsistensi waktu kerja. Dengan kondisi sekarang yang minim orderan, ia pun tidak pernah menolak orderan yang ia terima.

***

Sakit hingga Pelecehan, Tanggung Sendiri!

Keinginan Rosa berganti pekerjaan bukan tanpa alasan, sebab bekerja sebagai driver online dapat dibilang lebih berisiko bagi perempuan. Semenjak jadi driver ia sering sakit: dari kelelahan, masuk angin hingga sakit lambung (maag). Lamanya berkendara di jalan, terkena panas dan hujan serta polusi menjadi beberapa faktor.

Faktor lainnya adalah ia sering mengabaikan waktu makan. Ia berencana untuk makan di luar karena terkadang di rumah tidak ada makanan untuk sarapan atau makan siang. Dengan begitu, seraya berkeliling mengantar orderan ia akan membeli makan. Sayangnya, itu tidak dilakukan karena pikirannya tenggelam dengan orderan dan membuat ia hilang selera makan. Ia pun mengatakan, “Sering masuk angin, banyak koyo di rumah udah kayak nenek-nenek, dan sakit lambung karena telat makan. Cuma kadang muter antar makanan terus lupa makan, jadi males”. Setiap hari, Rosa hanya berbekal botol minum untuk bekerja, sebab ia menghindari untuk membeli air di luar. Ia juga tidak pernah berolahraga dan lebih memilih untuk istirahat di rumah karena tubuhnya sudah lelah.

Kondisi jalan yang rusak juga memengaruhi kondisi fisiknya. Meskipun pada saat ia berada di  rumah ia mendapat banyak orderan, namun ia lebih memilih untuk tidak mengambilnya. Hal  tersebut disebabkan kondisi jalan yang rusak dan kecil sehingga membuat macet dan sakit pinggang karena harus mengerem secara terus menerus. Sebaliknya, pada saat kondisi hujan, Rosa tetap menerima orderan. Menurutnya apabila masih memungkinkan untuk pergi dengan jas hujan, maka tidak ditolak. Ia pun telah mempersiapkan kantong plastik untuk membungkus pesanan agar tetap aman dan tidak basah. Meskipun ia pernah memiliki pengalaman terjatuh pada saat hujan dikarenakan jalan menjadi  licin. Terjatuh karena menyalip dan tersenggol pengendara lain pun juga dialami. Namun ia tidak pernah melapor untuk klaim. Rosa beranggapan hanya luka biasa yang bisa diobati sendiri. Kondisi jalan yang rusak menjadi pertimbangan bagi Rosa untuk mengambil orderan.

Sama halnya ketika sedang haid (menstruasi) yang memberikan rasa nyeri berbeda pada  setiap perempuan. Bagi Rosa, apabila terasa sangat sakit maka ia tidak akan bekerja. Ia akan beristirahat di rumah hingga sakitnya berkurang. Apabila nyeri haid sudah berkurang maka ia akan bekerja dan mengganti pembalut pada saat pulang ke rumah. Ia merasa tidak nyaman apabila mengganti pembalut di tempat lain, “Pasti pulang ke rumah, kalau ganti gitu kan lama ya, gak enak kalau numpang di resto-resto”.

Persoalan lain adalah ia kerap mendapat pelecehan secara fisik, elektronik maupun verbal. Tidak hanya dari konsumen, pramusaji resto, dan teman komunitas, tapi juga dari pengendara di jalan. Bentuknya beragam, ia pernah mendapat chat dengan isi ajakan berkenalan oleh konsumen dan pramusaji. Setiap chat yang masuk selalu ia acuhkan atau langsung dihapus agar tidak berlanjut ke percakapan lain. Sedangkan candaan seksis ia terima dari teman komunitas atau pengendara lain di jalanan. Ia memiliki pengalaman digoda oleh pengendara lain ketika berkendara dijalanan. Ia pun langsung melaju kencang agar tidak diikuti dan terus di goda. “Kayak gitu (pelecehan) mah di mana aja, kalau di sini kan cowok-cowok juga gitu. Kadang kan ngomongnya kayak bercanda atau ngejek tapi kan gak enak,” ungkapnya.

Pengalaman lainnya adalah pada saat ia masih menjadi driver regular dan membawa penumpang selama kurang lebih tiga bulan. Penumpang laki-laki seringkali maju atau menempel ke tubuhnya ketika duduk di belakang. Rosa sempat menegur untuk mundur, namun penumpang seringkali mengulang. Pada akhirnya ia berinisiatif untuk membawa tas gendong sebagai jarak agar penumpang tidak menempel ke tubuhnya.

Ditepuk bagian pundak atau belakang juga dialami oleh Rosa ketika ia berhenti di pos Satpam komplek untuk menanyakan alamat. “Paling Pak Satpam komplek suka nepuk pundak atau belakang. Biasanya cepat-cepat aja langsung pergi,” terangnya. Berbagai pengalaman berbahaya dan berdampak buruk terhadap kesehatan harus ditanggung Rosa seorang diri. Yang bisa ia lakukan adalah memperkuat diri sendiri. Selain itu, ia berusaha acuh dan menghindari situasi rentan tersebut semampunya.

***

Bertahan Hidup dalam Pikulan Beban Pribadi dan Keluarga

Sejak menjadi driver online, Rosa mendapatkan penghasilan setiap harinya menjadi taruhan hidup. Ia menceritakan, setiap hari harus menargetkan berapa penghasilan untuk dapat dikumpulkan dan ditabung secara mandiri (celengan). Uang yang terkumpul dapat digunakan untuk  keperluan pribadi atau untuk membantu urusan hidup bersama keluarga di rumah.

Membayar uang kontrakan rumah setiap bulannya memang menjadi tanggung jawab Rosa demi mengurangi beban ibunya. “Misalkan ada bayar kontrakan, langsung di kasih ke mama. Tapi udah kumpul uangnya,”  jelas Rosa. Kontrakan saat ini sebesar Rp750 ribu per bulan, lebih murah dari kontrakan sebelumnya sebesar Rp1,3 juta. Apabila uang kontrakan kurang, maka mamanya akan menambahkan kekurangan. Sedangkan, pembayaran uang listrik dan air ditanggung oleh mamanya.

Pengeluaran lain semacam untuk kebutuhan domestik dibagi bersama mamanya, antara lain membeli sabun, beras, lauk pauk dan sebagainya. Selama setahun lalu, ia juga membantu membiayai sekolah kedua adik kembarnya. Beruntung tahun ini keduanya telah selesai dan langsung bekerja di salon dan klinik kecantikan.

Bekerja sebagai driver sangat mengandalkan HP dan kendaraan yang digunakan. Untuk kuota, Rosa menggunakan dua kartu, yaitu kartu Telkomsel khusus kuota untuk aplikasi driver dan  kartu Indosat untuk penggunaan lainnya. Sebulan kurang lebih ia menghabiskan Rp100 ribu-an untuk membeli kuota dengan harga Rp75 ribu pada kartu Telkomsel, sedangkan kartu Indosat akan ia beli paket internet seharga Rp30 ribu untuk penggunaan lain.

Rosa memillih Telkomsel untuk kebutuhan bekerja karena penyedia layanan ini memberikan layanan telepon seluler gratis semua provider. Sering kali, Rosa mengharuskan menelpon (seluler) customer. Sementara provider Indosat digunakan  untuk menonton film, bermain game atau melihat video di aplikasi Tik Tok. Hiburan-hiburan tersebut sering dilakukan sembari menunggu orderan masuk atau ketika ia sedang beristirahat di rumah.  Tidak dapat dipungkiri  bahwa kuota tersebut terkadang tidak cukup sebulan. Sebab, semakin lama waktu menunggu, maka semakin lama dan banyak menghabiskan kuota untuk penggunaan lain tersebut. 

Penggunaan HP secara terus menerus mempengaruhi ketahanan baterai. Rosa memiliki powerbank yang selalu ia bawa untuk mengecas HP-nya ketika di perjalanan. Pembelian powerbank lantaran baterainya hanya bertahan 2 sampai 3 jam saja. Dahulu, baterai HP mampu bertahan hingga satu hari. 

Mengenai HP, Rosa juga pernah mendapatkan notifikasi tawaran kredit HP dari Grab. Menurutnya bahwa yang mendapatkan notifikasi tersebut hanya driver tertentu saja. Walaupun demikian Rosa tidak begitu menghiraukan. Namun, saat ini notifikasi tersebut terhapus secara otomatis.

Pengeluaran untuk kendaraan bermotor sehari ia batasi hanya Rp25 ribu untuk membeli bensin, Rp60 ribu untuk memperbaiki motornya dua bulan sekali. Yang terbesar adalah pengeluaran tahunan, seperti mengganti onderdil motor yang bisa mencapai Rp600 sampai Rp1 juta-an. Meskipun ia tidak tahu pasti onderdil apa yang diganti, sebab ia tidak begitu paham dan hanya mengiyakan perkataan montir.

Untuk urusan makan Rosa membatasi pengeluaran makannya di luar. Sehari ia menargetkan hanya Rp25 ribu saja untuk  membeli makan untuk dirinya sendiri. Di rumah hanya tersedia nasi sebab mamanya jarang memasak. Dengan begitu, ia harus membeli lauk pauk untuk makan dirinya sendiri, baik sarapan atau makan siang. Hal tersebut yang terkadang membuat Rosa malas untuk makan ketika di rumah, karena ia harus menyiapkan sendiri urusan makannya. Ia pun sangat jarang keluar rumah hanya untuk sekedar berjalan atau bersantai bersama teman-temannya. Sama halnya ketika ia sedang bekerja sebagai driver, ia jarang singgah ke warung untuk menunggu orderan. Hal itu dilakukan agar ia tidak banyak mengeluarkan uang, dalam arti berhemat lebih penting.

Setiap hari ia pulang kerja pukul 10 malam. Ia pun tidak langsung beristirahat melainkan membersihkan diri dulu, seperti mandi, berganti pakaian, dan  kemudian  memainkan HP-nya untuk melihat-lihat tontonan atau lainnya. Ia mengatakan paling tidak ia baru bisa tidur pukul 12 malam, dan kemudian bangun pagi seperti biasa. Pekerjaan rumah ia lakukan sebisanya di sela-sela waktu istirahatnya ketika di rumah, seperti mencuci piring, menyapu dan  mencuci baju.

Pada momen hari Raya Idul Fitri (lebaran) ia hanya meliburkan dirinya hanya satu hari. Besoknya, ia mulai bekerja kembali menjadi driver. Ia menyampaikan bahwa pada saat moment lebaran tersebut, banyak konsumen yang baik hati, “Karena biasanya masih dapat Tunjangan Hari Raya (THR) gitu dari konsumen, lumayan”. Berhemat dengan tidak membeli banyak jajanan di luar merupakan salah satu cara Rosa untuk menabung. Sebagai tambahan, ia terpaksa harus mengatur target penghasilan dalam sehari demi membiayai keperluan hidupnya dan keluarga. Barangkali itu pula yang menjadi alasan Rosa selalu menetapkan waktu kerjanya hingga pukul 10 malam demi menunggu banyaknya orderan masuk dan jam kerjanya juga tidak dipersoalkan oleh mamanya.

***

Dari Lika-Liku Orderan hingga Tanpa Sengaja Berkomunitas

Sejauh menjadi driver, ia tidak pernah mendapatkan keluhan dari konsumen. Menjaga kualitas pesanan konsumen adalah hal yang utama, salah satu caranya adalah dengan persiapan kantong plastik. Sebagai antisipasi apabila cuaca hujan sehingga ketika ia mengantar barang tidak akan basah. Sebab sebagian resto mulai menggunakan paperbag untuk membungkus makanan dan minuman. Terkadang ia juga mendapat ultimatum langsung dari konsumen untuk membawa pesanannya-seperti  kue, secara perlahan dan hati-hati agar tidak hancur. “Asalkan makanannya gak terbuka, gak berantakan. Tapi aku aman sih gak pernah rusak,” terang Rosa.

Cerita lain, Rosa sering mendapatkan titipan tambahan dari konsumen, yaitu membeli rokok di warung. “Paling aku minta tambah, harganya segini. Kalau gak mau order aja di Grabmart,jelasnya. Hal tersebut tidak menjadi persoalan asalkan konsumen bersedia dengan tarif yang diajukan sebab ia harus singgah ketempat yang bukan tujuannya.

Pengalaman lain seperti alamat salah atau tidak sesuai, lama dalam merespon telpon atau chat karena ditinggal tidur konsumen sering juga ia alami dulu. Dengan begitu, biasanya Rosa men-cancel orderan dan mengklaim ke aplikasi agar dapat penggantian uang pesanan meskipun  ia harus kehilangan ongkos kirim.

Sedari awal menjadi driver, Rosa memang lebih mengutamakan pencapaian Tupo hingga bonus. Namun, jika dulu ia sering mendapatkan Tupo berbeda dengan situasi saat ini. Sekarang maksimal ia hanya dapat mencapai 12 hingga 13 orderan. Berbagai orderan pun jarang ia tolak dan hampir tidak mungkin baginya juga untuk menolak. Orderan paling jauh yang pernah ia antar adalah wilayah Cikarang, selebihnya hanya sekitar wilayah Harapan Indah Bekasi. Ia berpendapat lebih baik off kan saja akun daripada harus menolak orderan.

Suatu hari ketika berkeliling ia menerima pesanan yang berdekatan dengan basecamp Komunitas Megah. Ia pun dihampiri anggota Komunitas Megah dan ditanya apakah sudah tergabung dalam komunitas serta kesediaannya bergabung. Percakapan tidak sampai dengan tema kenapa ia harus mengikuti komunitas, namun diakhir perbincangan ia dimintai nomor HP. Rosa sempat bingung ternyata ia secara langsung dimasukkan dalam keanggotaan Komunitas Megah. “Terus udah ditarik ke sini, kan, ya udahlah. Aku juga gak tahu waktu itu maksudnya apa diajak gabung”.

Ia pun dimasukkan dalam grup chat Komunitas Megah dan diminta untuk main-main ke BC. Ia sempat ragu namun karena ada dua anggota perempuan lainnya akhirnya ia bersedia gabung. Kopdar dilakukan tiap minggu dan ia tidak melewatkannya. Pembahasan seputar keluh kesah dari teman-teman anggota, uang kas, dan lainnya, meskipun  tidak banyak perubahan menurut Rosa. Dari situ ia memahami tentang berkomunitas dan cukup merasakan manfaatnya.

Dengan adanya komunitas ia mendapatkan teman baru yang saling bantu membantu. Kehabisan  bensin, kecelakaan, dan yang utama adalah memiliki tempat untuk singgah. “Kalau masih onbid, nyalain, istirahatnya di sini (BC). Setelah mengantar orderan, balik ke sini, atau hujan di BC aja, gak kemana-mana,terang Rosa. Keuntungan tersebut membuat ia merasa lebih baik daripada harus menunggu lama di tempat-tempat lain. Namun demikian, Rosa tidak pernah  meminta tolong anggota lain apabila ia mendapatkan order malam hari. Rosa merasa cukup berani dan  aman untuk mengantar pesanan seorang diri.

BC sebagai tempat istirahat dan menjalin pertemanan tidak selamanya nyaman. Ia masih merasakan sulitnya untuk berkomunikasi secara bebas dalam komunitas yang sebagian besar beranggota laki-laki. Minim komunikasi menjadi pilihannya dan hanya melakukan pembicaraan sekadarnya saja jika diperlukan.

Percakapan seksis pun menjadi sebuah alasan Rosa merasa tidak nyaman bergabung dalam percakapan. Namun bagi salah satu anggota perempuan itu tidak dibenarkan, ia pun marah dan keluar dalam keanggotaan. “Dia udah nikah, ada sleg juga sih sama orang sini, candaan atau ejek-ejekan spontan gitu yang buat sakit hati,” ungkap Rosa. Meskipun sudah jarang ada anggota perempuan, Rosa tetap memilih stay di BC. Ia pun lebih memilih diam dan melupakan percakapan seksis yang terjadi padanya.

Pada dasarnya, pertemuan Rosa dengan komunitas sudah terjalin pada saat ia diajak teman mamanya. Ia sering berkumpul di komunitas tersebut, bernama Akbar. Sayangnya, ia belum diajak bergabung dengan komunitas tersebut sehingga hanya sekadar ikut berkumpul. Minimnya informasi tentang komunitas pun menjadi salah satu alasan Rosa tidak bergabung  pada waktu itu. Ia pernah sempat ditawarkan bergabung dalam komunitas khusus Shopee perempuan, sayangnya ia telah tergabung dalam Komunitas Megah.

Berbagai pengalaman dari mudah hingga sulit, senang menjadi duka telah ia alami selama tiga tahun menjadi driver. Tidak mudah bagi Rosa mempertahankan performa agar tetap mendapatkan kemudahan orderan. Kerasnya bekerja di jalanan dalam usia muda, menuntut Rosa, agar dapat membangun ketahanan dan kewarasan setiap harinya.[]

***

Ilustrasi: Nana