MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Praktik Perburuhan di Pabrik Wilayah Industri Baru

Per 2022, Wakil Kepala Kepolisian Negara (Wakapolri) Republik Indonesia Komjen Gatot Eddy Pramono meminta para penjabat kepala daerah menjaga iklim investasi. Agar para investor nyaman menanamkan investasinya di Indonesia (kompas.com, 16 Juni 2022).

Begitulah. Pemerintah Indonesia tak berhenti mengundang dan memberikan kenyamanan bagi investor asing. Sepanjang 2017 hingga 2022, terdapat 23 sektor tujuan investasi asing. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 menyebutkan, nilai investasi terendah diraih sektor perikanan dengan total sebesar 203,01 juta dolar AS. Sedangkan, investasi tertinggi di sektor listrik, gas, dan air dengan nilai 22.098,97 juta dolar AS. Sementara, investasi tekstil dan bahan kulit dan alas sepatu di urutan ke-17 dan ke-18. Masing-masing dengan nilai 1,508.49 juta dolar AS dan 1,500,44 juta dolar AS.

Para kepala daerah menyambut himbauan Pemerintah Pusat. Seperti yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Ganjar, untuk meningkatkan ekonomi daerah, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menciptakannya iklim investasi yang mudah, murah dan lancar.

Upaya yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah. Pertama, memberikan perizinan investasi yang mudah. Dengan begitu investor bersedia mendirikan pabrik di kawasan-kawasan industri.

Jawa Tengah, salah satu daerah di luar Jabodetabek yang sedang berlomba mengundang investor dengan membuka kawasan industri baru dan menawarkan pelayanan yang cepat dan mudah agar investor betah. Kawasan-kawasan industri ada yang dibangun oleh swasta, Pemerintah daerah atau pemerintah pusat.

Di Jawa Tengah sudah berdiri kawasan industri. Kawasan industri tertua, adalah Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW), kawasan industri milik negara yang beroperasi sejak 1988. Saat ini, jumlah kawasan industri di Jawa Tengah sebanyak 11 unit. Di antara kawasan industri yang sohor adalah Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Aviarna.

Kawasan Industri Terpadu Batang, merupakan proyek nasional sebagai usaha patungan PT Pembangunan Perumahan, PT KIW, PT Perkebunan Nusantara IX, PT Argo Manunggal Group. Sementara Kawasan Industri Aviarna diinisiasi oleh The Nin King, salah satu bos tekstil Indonesia, yang sudah memulai bisnis kawasan industri di MM2100 Bekasi Jawa Barat (Kompas.com, 7 Juli 2020)

Tujuah Kawasan Industri di Jawa Tengah

LokasiLuas lahan
Kawasan Industri Brebes3.976 Ha
Kawasan Industri  Batang4.300 Ha
Kawasan Industri Kabupaten Kendal 5.392 Ha
Kawasan Industri Kabupaten Demak 6.648 Ha
Kawasan Industri Rembang1.947 Ha
Kawasan Industri Kebumen2.610 Ha
Kawasan Industri Cilacap 1.876 Ha
Sumber: DPMPTSP Provinsi Jaawa Tengah

Kedua, mengarahkan investor mendirikan pabrik di kawasan industri.

Walaupun negara dan konglomerat mendirikan kawasan industri, pemilik pabrik memilih mendirikan pabrik-pabriknya di luar kawasan industri. Kenapa? Mendirikan pabrik di luar kawasan industri lebih murah. Dengan demikian status lahan tidak perlu sewa. Jika suatu saat bosan mengelola, bangun dapat diubah menjadi hotel atau gudang yang disewakan. Lagi pula pendirian pabrik di luar kawasan industri dapat menyiasati perizinan dan perpajakan. Misalnya, salah satu pabrik di Brebes status lahannya masih sawah. Sehingga pajaknya lebih murah. Apalagi Pemda pun memang memfasilitasi pendirian pabrik di luar kawasan industri.

Selain kawasan industri, negara pun menyiapkan daya dukung lain untuk pabrik. Dibangun infrastruktur seperti energi, listrik, telekomunikasi, sumber air, sanitasi, dan jaringan Tol Trans-Jawa, PLTU, Pelabuhan Laut Internasional Tanjung Mas, perluasan Bandara Internasional Ahmad Yani, Tol Semarang-Demak, dan jalan nasional nontol lintas utara, tengah, dan selatan. Ketersediaan itu semua dijamin oleh negara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. PP tersebut derajatnya naik menjadi undang-undang, sehingga lebih kuat, yang diatur dalam Perppu Cipta Kerja.  

Apa hasil dari perizinan berusaha yang mudah dan infrastruktur industri itu? Investasi meningkat. Realisasi investasi Semester I 2022 di Jateng mencapai Rp 39,19 triliun melejit dari target Rp 65,54 triliun. Adapun tenaga kerja yang terserap sekitar 116.067 orang, dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit (Jatengprov.go.id, 24 Agustus 2022).

Apalagi yang tersedia dan dipersiapkan untuk investor? Harga tanah yang masih murah dibanding di Jabodetabek. Di Jawa Tengah, rata-rata harga tanah di kisaran Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per meter. Di Jabodetabek harga tanah bisa mencapai Rp24 juta per meter. Upah minimum pun lebih murah ketimbang di Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Upah minimum 2022 di Jawa Tengah Rp 1.812.935. Hanya sepertiga dari UMP DKI Jakarta yang mencapai Rp4 jutaan.

Apakah keadaan itu kebetulan? Tentu saja bukan. Pemerintah dengan sengaja menekan upah buruh. Antarpemerintah daerah pun saling berlomba menekan upah minimum. Perlombaan menekan upah lebih murah atau menawarkan harga buruh lebih murah disebut dengan race to the bottom.

***

***

Sepengamatan saya, perusahaan-perusahaan yang minat mendirikan pabrik di Jawa Tengah terdiri dari sektor garmen, tekstil dan sepatu. Saya juga mendapat informasi ada pabrik baterai.

Untuk diketahui, pabrik-pabrik yang beroperasi di Jawa tengah, bukanlah pabrik baru. Bukan pabrik yang memulai bisnis dari nol. Kebanyakan pabrik merupakan ekspansi dan relokasi dari Jabodetabek atau dari negara Asia lainnya. Pabrik-pabrik tersebut merupakan produsen garmen, tekstil dan sepatu ternama di dunia, seperti Adidas, Nike, Puma, The North Face, Michael Kors dan merek pujaan kelas menengah lainnya.

Beberapa nama pabrik di Jawa Tengah

NoNama PabrikJenis usaha/MerekLokasi BaruLokasi Lama
1PT Bintang Indokarya GemilangAlas Kaki/AdidasBrebes, Jawa TengahTangerang, Jawa Barat
 2PT Rubber Pan JavaAlas Kaki/AdidasBrebes, Jawa TengahTangerang, Jawa Barat
3PT Daehan GlobalApparel/GAP, Abercrombie, Wallmart, GUESSBrebes, Jawa TengahBogor, Jawa Barat
4PT Selim ElektroPerakitan sparepart Wire harness untuk Samsung elektronikBrebes, Jawa TengahKarawang, Jawa Barat
5PT Kido Mulia IndonesiaGarmenBrebes, Jawa Tengah Jawa Barat
6PT Tah Sung HungAlas kaki/AdidasBrebes, Jawa Tengah  
7PT Yeon Heung Mega Sari BrebesGarmen/Target, WalmartBrebes, Jawa Tengah KBN Cakung, Jakarta
8PT Hwa Seung IndonesiaAlas Kaki/AdidasJepara, Jawa Tengah 
9PT Kanindo Makmur JayaGarmenJepara, Jawa TengahKarawang Jawa Barat
10PT Semarang Autocomp Manufacturing IndonesiaElectronics manufacturerJepara, Jawa TengahSemarang, Jawa Tengah
11PT Parkland World IndonesiaAlas Kaki/NikeJepara, Jawa TengahSerang, Banten
Sumber: Dokumen LIPS

Dengan strategi yang mendapat untung lebih besar

Per 24 November 2022, saya melewati daerah sekitar Kecamatan Mayong Jepara di Jalan Raya Jepara Kudus, menggunakan sepeda motor. Sepanjang jalan raya, terlihat kendaraan sepeda motor yang melintas padat.

Menurut seorang teman, Jalan Raya Jepara Kudus pukul 4.30 sore adalah jam buruh pabrik pulang kerja. Kepadatan kendaraan pagi dan sore terjadi lima tahun kebelakang, ketika pabrik-pabrik garmen, alas kaki, elektronik, dan otomotif beroperasi.

Di Kecamatan Mayong, pabrik berada di pinggir jalan. Di Kecamatan Kalinyamatan pabrik lebih jauh dari jalan utama tapi berdekatan dengan pemukiman dan kebun-kebun milik masyarakat.

Pabrik-pabrik di Jepara sebagian besar pindahan dari Jabodetabek. Ketika memindahkan pabriknya ke lokasi baru, tidak hanya membawa mesin produksi, bahan baku dan lisensi merek, juga membawa buruh dari lokasi lama. Buruh yang dibawa ke lokasi baru umumnya berasal dari jajaran manajemen, seperti kepala bagian atau leader.

Ada pula model penugasan. Leader-leader dari pabrik lama ditugaskan untuk memberikan pelatihan kepada buruh-buruh di lokasi baru. Selama dalam pengawasan leader dari pabrik lama, barang-barang yang dianggap kurang berkualitas atau rejected akan diperbaiki di pabrik lama.

Bukan tanpa alasan perusahaan memilih jenis buruh yang dibawa pindah. Menurut seorang buruh yang bekerja di pabrik Jepara, karena pabrik membutuhkan orang yang sudah terbiasa mengendalikan buruh-buruh baru dan memberikan arahan di ruang produksi. Mekanisme tersebut berhubungan dengan kepentingan mempertahankan jumlah dan kualitas produksi agar tetap sama bahkan lebih baik dari wilayah lama.

Dalam kasus relokasi, pabrik lama akan dipertahankan untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas barang. Sementara pabrik baru akan beroperasi dengan mengujicobakan barang-barang dari pabrik lama. Barang akan bolak-balik antara pabrik baru dan pabrik lama, sampai produksi stabil. Di saat bersamaan, di pabrik lama jumlah pesanan barang akan terlihat berkurang, kecuali untuk departemen tertentu. Inilah saatnya menggunakan alasan penangguhan upah atau mengurangi buruh, bahkan mendalilkan ‘no work no pay’.

Di pabrik baru, bagaimana pun pabrik harus mempertahankan reputasinya dengan mempertahankan jumlah dan kualitas barang. Maka dipergunakan pula mekanisme kekerasan seperti dipergunakan di industri lama. Kekerasan yang menubuh di pabrik itu sendiri. Penelitian Lembaga Informasi Perburuhan Sedane, menunjukan, jenis-jenis kekerasan di wilayah baru memiliki kesamaan dengan wilayah lama dan cenderung lebih tinggi. Bentuk kekerasan di industri lama paling menonjol adalah kekerasan fisik, kekerasan lisan dan kekerasan lainnya. Begitu pula di wilayah baru dengan bentuk kekerasan fisik, lisan dan kekerasan lainnya (Adminsedane, 21/06/2022).

Seperti yang dialami Ima di Jepara. Ima (24 tahun), perempuan buruh di perusahaan yang memproduksi alas kaki brand ternama Adidas. Ima bekerja berdasarkan target. Jumlah target pekerjaan bergantung line dan gedung produksi. Jika gedung baru jumlah target produksi relatif sedikit. Kalau gedung lama lebih banyak.

Jika tidak mencapai target pekerjaan akan dikenai sanksi berupa surat peringatan oleh atasan. Kata Ima, “Jadi ada SP (surat peringatan) per line gitu. SP cuman di gedung situ doang”. Namun, kekerasan di tempat kerja relatif berkurang semenjak adanya serikat.

Ima sering mengalami dan menyaksikan jenis kekerasan dalam bentuk omelan dan ungkapan kotor serta kasar, bahkan sempat melihat buruh dilempar bahan.[]

Penulis

Lukman Ainul Hakim
Lembaga Informasi Perburuhan Sedane