MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Nikel Morowali: Mengubah Lanskap, Mengobrak-abrik Kehidupan (4)

Tulisan ini merupakan bagian keempat dari Nikel Morowali: Mengubah Lanskap, Mengobrak-abrik Kehidupan. Di bagian ini kita akan mendiskusikan unit-unit usaha di IMIP sebagai operator modal asal China. Bagaimana modal diuntungkan dari kebijakan yang meminggirkan hak-hak dasar rakyat?

***

Membedah Unit-unit Usaha IMIP

Kawasan Industri IMIP, merupakan kerjasama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Steel Group dari negara Tiongkok. Lumrahnya kawasan industri tahun 2010-an, kawasan industri IMIP dilengkapi dengan landasan pacu pesawat, fasilitas hiburan, hotel berbintang hingga fasilitas pembangkit listrik batubara dengan kapasitas 2 Giga Watt. Bedanya, sebagaimana akan diuraikan di bawah, IMIP mengendalikan berbagai unit usaha di dalam kawasan.

Wujud kerjasama Tsingshan Steel Group dan Bintang Delapan Group sebagai berikut. Tsingshan Steel Group mendirikan SDI (Shanghai Decent Investment) untuk menjadi pengelola IMIP. SDI bermitra dengan PT Bintang Delapan Investama, anak usaha PT BDG (Bintang Delapan Grup), dan PT SMI (Sulawesi Mining Investment), perusahaan patungan PT BDG dengan Dingxin Grup/Tsingshan dalam pengelolaan IMIP.

Tokoh-tokoh penting di Bintang Delapan Group di antaranya, Letnan Jenderal (purnawirawan) Sintong Panjaitan, sebagai presiden komisaris dan Mayor Jenderal (purnawirawan) Hendardji Supandji, sebagai presiden komisaris Bintang Delapan Investama. Hendardji adalah adik Hendarman Supandji, kepala Badan Pertanahan Nasional, dan kakak dari Gubernur Lemhanas, Budi Susilo Soepandji (Mongabay.co.id, 12/5/2014).

Kepemilikan IMIP. Sumber: The People Maps.

Tsingshan Group akan menjadikan IMIP sebagai metronom industri nikel. Saat ini IMIP telah menjadi salah satu pusat pengolahan nikel terbesar dunia terutama untuk Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel. Selain NPI dan feronikel, IMIP terus mengembangkan lini produksi. Terbaru adalah dengan pengembangan klaster Katoda Baterai EV (Electric Vehicle), sehingga IMIP memiliki tiga klaster setelah sebelumnya ada klaster NPI sampai feronikel dan klaster carbon steel.

The People ‘s Map of Global China, situs inisiatif kolaboratif gerakan sosial, menyebutkan bahwa IMIP didanai oleh sejumlah oleh lembaga-lembaga keuangan asal China, seperti CDB (China Development Bank), Bank Export-Impor China, Bank of China, ICBC (Industrial and Commercial Bank of China) dan HSBC. CDB, misalnya, mengucurkan dana sebesar USD 5 miliar, di mana USD 1,22 miliar untuk pabrik baja milik Tsingshan Grup serta dua pembangkit listrik dengan kapasitas 300 Mega Watt. Pembangkit listrik IMIP juga mendapatkan pendanaan dari Bank Exim China senilai USD 240 juta.

Saat ini lebih dari 30 perusahaan atau tenant yang ada di IMIP. Jumlah tersebut melonjak sejak 2016, yang hanya sekitar 10 perusahaan. Hal ini membuat Tsingshan Grup menjadi produsen nikel terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 20 persen dari pasar dunia. Perusahaan – perusahaan yang ada di IMIP:

1PT BDM (Bintang Delapan Mineral)16PT BDT (Bintang Delapan Mineral)
2PT SMI (Sulawesi Mining Investment)17PT HNI (Hengjaya Nickel Industry)
3PT ITSS (Indonesia Tsiangshin Stainless Steel)18PT RNI (Ranger Nickel Industry)
4PT GCNS (Indonesia Guangching Nickel And Stainless Steel Industry)19PT MTI (Merdeka Tsingshan Indonesia)
5PT IRNC (Indonesia Ruipu Nickel chrome alloy)20PT RISUN (Risun Wei Shan)  
6PT OSMI (Ocean Sky Metal Indonesia)21PT TSINDA  
7PT TSI (Thingshan Steel Indonesia)22PT LSI (Lestari Smelter Indonesia)
8PT ONI (Oracle Nickel Indonesia)23PT BSI (Bukit Smelter Indonesia)
9PT QFF24PT Cahaya Smelter Indonesia
10PT QSEM25PT Fajar Metal Industry
11PT YWI26PT Teluk Metal Industry
12PT HCAI27PT Lestari Hua Metal Indonesia
13PT DSI (Dexin Steel Indonesia)28PT WNI (Walsin Nickel Industry Indonesia)
14PT QMB (Qing Mei Bang New Energy Material Indonesia)29PT Morowali Power Mandiri
15PT HYNC (Huayue Nickel dan Cobalt)30PT IPRT (Indonesia Puqing Recyling Technologies)
16PT QMB (Qing Mei Bang New Energy Material Indonesia)31PT KINRUI (Kinrui New Energy Technologies Indonesia)

Sejumlah perusahaan di IMIP ditengarai memiliki hubungan kepemilikan dengan Tsingshan Grup.  Dari proses rekrutmen misalnya terlihat indikasi perusahaan seperti PT ITSS, PT SMI, PT OSMI, PT GCNS, PT TSI, PT IRNC merupakan bagian dari grup Tsingshan. Sementara perusahaan seperti PT RNI, ONI, QMB, KINRUI, MTI, maupun HNI merupakan perusahaan kerjasama atau join venture dengan grup lain.

Jumlah perusahaan di IMIP memang terus bertambah. Hal tersebut seiring dengan pembangunan klaster industri di IMIP yang saat ini memiliki tiga (3) klaster industri yaitu:

  1. Klaster NPI (Nickel Pig Iron) hingga stainless steel
  2. Klaster carbon steel
  3. Klaster Katoda Baterai EV

Klaster Katoda Baterai EV merupakan klaster terbaru. Dengan perkembangan pasar kendaraan listrik, kampanye energi bersih, dan kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat produksi baterai dan kendaraan listrik dunia, luasan lahan dan produksi IMIP akan semakin membesar. IMIP saat ini memiliki ambisi untuk melakukan hilirisasi nikel untuk mendukung program pemerintah tersebut. Ketika lahan diperluas dan produksi digenjot terdapat dua kepastian: perampasan lahan dan kondisi kerja buruh yang memburuk.

Tentu saja, yang diuntungkan dengan keputusan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai dan kendaraan listrik dunia adalah seluruh investor sumber daya alam dan perusahaan teknologi informasi yang mengaku sebagai perusahaan rintisan. Investor-investor di sektor lain pun tergiur dengan kebijakan tersebut. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadila yang menyatakan, Indonesia kedatangan investor besar masuk untuk industri baterai kendaraan listrik. Investasi yang akan masuk di antaranya adalah dari Korea Selatan yaitu LG, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dari China dan Britishvolt dari Inggris.

Sementara di IMIP, hilirasasi nikel disambut dengan rencana PT TBS Energy Utama Tbk (TOBA) untuk berinvestasi di sektor EV Manufacturing, EV sales, after sale, financing, charging hingga recycling untuk baterai listrik. TOBA bersama dengan GoTo (Gojek Tokopedia) juga telah membentuk perusahaan patungan bernama Elektrum untuk masuk dalam bisnis baterai kendaraan listrik.

PT TBS Energy Utama Tbk sendiri sebelumnya dikenal dengan nama PT Toba Bara Sejahtera Tbk. Perusahaan ini dikenal karena kaitannya dengan nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Selain TOBA dan GoTo yang akan terjun dalam bisnis baterai listrik, sudah ada sejumlah pengusaha cum pejabat yang mengincar bisnis nikel. Sandiaga Uno melalui Saratoga Investama Sedaya Tbk memperkuat posisinya dengan menambah saham di PT Merdeka Copper Gold Ltd (MDKA) dari 1,64 persen menjadi 18,34 persen. MDKA kemudian patungan dengan Eternal Tsingshan Group Limited untuk mendirikan PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) untuk projek AIM (Acid, Iron, Metal).

MDKA diketahui memiliki saham MTI sejumlah 80 persen dan sisanya sejumlah 20 persen dimiliki oleh Eternal Tsingshan Group. MTI menginvestasikan sekitar USD 412 juta selama tiga tahun untuk proyek AIM di IMIP dan pelabuhan khusus di pulau Wetar.

Penelusuran JATAM yang dimuat dalam Betahita.id menemukan dugaan pasokan ore nikel ke IMIP tertaut dengan nama politisi Partai Nasdem, Ahmad Ali. Perusahaan-perusahaan seperti PT Graha Mining Utama, PT Graha Agro Utama, PT Graha Istika Utama dan PT Tadulako Dirgantara Travel yang terafiliasi dengan politisi sekaligus pengusaha asli Sulawesi Tengah tersebut menjadi pemasok ore ke IMIP.

***

***

Selama ini proyek Belt and Road Initiative (BRI) China juga membangun dan berinvestasi industri pendukungnya seperti industri baja-aluminium dan industri semen. Produksi logam terutama baja, aluminium dan semen dari China memasok berbagai proyek pembangunan infrastruktur dalam proyek-proyek yang didanai dari Belt and Road Initiative. Lonjakan produksi nikel Indonesia menjadi 1.000.000 metrik ton per tahun terjadi setelah investasi China masuk ke Indonesia. 

IMIP sebagai produsen nikel Indonesia memberi gambaran bagaimana keuntungan yang akan diperoleh industri logam China di Indonesia. Hitungan tersebut belum termasuk jika kita membicarakan kontribusi dari pusat smelter nikel dan pengolahan logam lain seperti kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara maupun kawasan industri di Weda Bay di Maluku yang keduanya dibangun dengan investasi dari China.

Selain itu, industri keuangan China juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. Bank dan lembaga pembiayaan swasta dan bank pemerintah China mendapatkan keuntungan dari proyek-proyek investasi seperti yang dilakukan di IMIP. Bunga kredit tentu ukuran paling sederhana dari keuntungan pinjaman dan pembiayaan dalam industri keuangan.

Peran industri keuangan menguatkan suprastruktur ekonomi dengan berbagai kerjasama antarnegara yang seringkali tidak setara. Kesepakatan-kesepakatan tersebut, pada akhirnya, mengubah berbagai peraturan perundangan.

Selain membiayai kawasan indusri IMIP, perusahaan pembiayaan investasi pun turut serta dalam pembiayaan untuk mengembangkan industri turunannya termasuk untuk industri otomotif, khususnya kendaraan listrik. Nikel merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai EV (Electric Vehicle) yang menjadi bahan bakar untuk mobil dan sepeda motor listrik.

Pertama, pembangunan infrastruktur besar di Indonesia ditopang oleh skema hutang dan investasi. Pemerintah Indonesia memberikan insentif bagi masuknya investasi ke Indonesia. Skema-skema pelicin investasi dalam bentuk keringanan dan potongan pajak (dalam bentuk tax allowance dan tax holiday), kemudahan perizinan, dukungan infrastruktur, jaminan bahan baku, jaminan ketersediaan energi hingga kebijakan upah menjadi kebijakan-kebijakan pemanis investasi dari pemerintah Indonesia.

Pemerintah Indonesia memiliki aturan melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 10 tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. Melalui PP tersebut, pemerintah mengatur kebijakan-kebijakan insentif fiskal dan nonfiskal kepada investor yang masuk dalam daftar prioritas. Usaha prioritas yang dimaksud dalam PP tersebut adalah usaha dengan kriteria seperti Proyek Strategis Nasional (PSN), padat modal, padat karya, teknologi tinggi, industri pionir, orientasi ekspor dan kegiatan penelitian.

Dalam aspek ketenagakerjaan, kebijakan insentif investasi berwujud pada skema pasar tenaga kerja fleksibel. Skema ini secara teknis akan berbentuk kebijakan easy hiring and easy firing dengan prinsip perluasan no work no pay. Kebijakan tersebut memangkas berbagai masalah ketenagakerjaan yang sering dianggap menghambat investasi, seperti kebijakan pengupahan, kebijakan soal pesangon dan lainnya. Dalam cerita kemudahan investasi tersebut, para pebisnis mengeluh dengan berbagai pungutan tidak resmi dari aktor-aktor predator di daerah maupun pusat. Namun mereka lebih suka dan lebih berani mempersoalkan aksi-aksi massa buruh dan kenaikan upah minimum ketimbang berhadapan dengan parasit ekonomi.

Lihat saja di IMIP. Buruh dihadapkan pada praktik perburuhan yang sangat rawan seperti hubungan ketenagakerjaan yang rentan manipulasi. Kebijakan pengupahan yang diskriminatif hingga masalah mudahnya buruh dipecat dengan alasan yang tidak masuk akal.

Pada akhirnya dalam rantai produksi nikel, buruh Indonesia menjadi pihak paling lemah dan dilemahkan. Diskriminasi upah dan kerentanan hubungan ketenagakerjaan menjadi salah satu hal paling vulgar.

Ketika bisnis nikel tumbuh, muncul masalah agraria dan ketenagakerjaan. Sementara pemerintah berdalih investasi pertambangan akan meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan, letupan perlawanan menyeruak di kampung-kampung di Morowali dan di lini-lini produksi di unit usaha IMIP.

Protes-protes tersebut wajar. Rakyat tidak perlu berkorban untuk keuntungan segelintir pemilik modal dan pejabat negara. Industri smelter Indonesia tidak diragukan lagi memberi keuntungan besar bagi pemodal asal China sebagai produsen baja terbesar dunia. Yang tidak wajar adalah protes perlawanan yang berubah menjadi sentimen rasisme anti-China.[]

Penulis

Catur Widi
Peneliti Rasamala Hijau Indonesia