Timika, 7 Oktober 2025. Setelah perjuangan panjang selama 27 hari, tim tanggap darurat PT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil menemukan dan mengevakuasi seluruh tujuh jenazah buruh Freeport yang tertimbun longsor di area Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Cave. Jenazah-jenazah tersebut ditemukan dalam kondisi utuh meski terjebak di lumpur dan material basah yang meluncur deras akibat insiden pada 8 September lalu. Pencarian yang melelahkan akhirnya berakhir pada Minggu (5/10), dengan penemuan lima jenazah terakhir, melengkapi dua korban yang dievakuasi lebih dulu pada 20 September 2025.
Insiden tragis itu terjadi ketika luncuran material basah berisi batuan dan lumpur tiba-tiba menyapu area kerja di kedalaman tambang, menjebak tujuh buruh yang sedang bertugas. Dua buruh pertama ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, diikuti lima lainnya yang berhasil diidentifikasi dan dievakuasi dari lokasi yang sulit dijangkau. “Kami telah menutup operasi pencarian setelah memastikan seluruh korban ditemukan dan dievakuasi dengan aman,” ujar perwakilan PTFI dalam pernyataan resminya, sambil menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.
Evakuasi dilakukan secara bertahap dengan melibatkan tim penyelamat profesional, peralatan canggih, dan koordinasi ketat dengan pihak berwenang setempat. Meski jenazah korban berada dalam kondisi utuh, proses penyelamatan menghadapi tantangan ekstrem seperti keterbatasan akses dan risiko longsor susulan. Daftar korban meliputi nama-nama buruh yang telah berkontribusi bagi industri pertambangan Indonesia, meninggalkan duka yang mendalam bagi rekan-rekan dan keluarga mereka.
Namun, di balik berita evakuasi yang melegakan ini, tragedi 27 hari di Grasberg harus menjadi momen refleksi mendalam bagi PTFI dan seluruh industri pertambangan Indonesia. Intinya, ucapan duka adalah kata-kata, sementara tanggung jawab adalah tindakan. Tragedi ini harus menjadi titik balik di mana perusahaan dan pemangku kepentingan secara kolektif membuktikan bahwa mereka benar-benar menganggap keselamatan sebagai nilai utama, bukan hanya prioritas yang bisa berubah-ubah sesuai situasi. Inilah satu-satunya cara untuk menghormati pengorbanan tujuh nyawa yang telah gugur di kedalaman bumi Papua.
Ucapan duka cita, betapapun tulusnya dari PT Freeport Indonesia (PTFI) dan seluruh pihak yang terlibat pasca-tragedi longsor di Grasberg Block Cave tidak boleh menjadi akhir dari rangkaian pertanggungjawaban, melainkan harus menjadi titik awal komitmen baru. Dalam konteks bisnis pertambangan, yang sarat risiko dan berdampak langsung pada nyawa manusia, duka cita harus disandingkan dengan akuntabilitas. PTFI dan mitra industri diharapkan segera mengumumkan langkah konkret: peningkatan protokol keselamatan, audit independen atas sistem pencegahan longsor, serta investasi berkelanjutan untuk melindungi buruh di garis depan. Hanya dengan tindakan nyata, tragedi ini bukan sekadar statistik korban, melainkan pelajaran abadi untuk menyelamatkan nyawa buruh di masa depan.
Keluarga korban kini menanti proses pemakaman yang khidmat, sementara masyarakat menunggu janji yang ditepati. Grasberg bukan hanya tambang emas terbesar dunia, tapi juga pengingat bahwa di balik kekayaan alam, ada harga manusiawi yang tak ternilai.
Jika Anda menikmati membaca cerita ini, maka kami akan senang jika Anda membagikannya!