MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Sebastian, Isu Kesehatan Kerja dan Serikat Buruh


Sebastian Manuputy (32) membakar diri dan melompat dari ketinggian 40 meter; atap tribun Gelora Bung Karno, sekira pukul 4.30 sore. Tubuhnya membentur rangka baja panggung utama acara May Day Fiesta KSPI (konfederasi serikat pekerja Indonesia).[1] Saat ribuah buruh dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi sedang asyik berjoget menikmati lantunan lagu sendu, ‘Aku Cinta Kau dan Dia’ yang dibawakan grup band Ahmad Dhani, Triad. Dari atas panggung itu pula, beberapa menit sebelumnya Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC/International Trade Union Confederation), Sharan Burrow mengatakan, “Ketika ada perusahaan memperlakukan salah satu dari anda dengan tidak adil, beri tahu kami. Kami akan berjuang untuk Anda.”[2]
Disebutkan pula bahwa beberapa menit sebelumnya, acara itu diisi sambutan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan pimpinan DPR dan MPR, sepert Fadli Zon, Zulkifli Hasan, dan Hidayat Nurwahid. [3]
Karena kejadian di atas acara May Day Fiesta dalam Peringatan Hari Buruh Sedunia yang sedianya akan dilangsungkan hingga malam hari dihentikan lebih awal.
Di tengah keramaian perlu-tidaknya atau dikooptasi-tidaknya pendirian partai buruh, kekhawatiran kenaikan upah menjadi dua atau lima tahun sekali,[4] apakah May Day sebuah ‘peringatan’ atau ‘perayaan’, Sebastian membawa pesan mengenai buruknya kesehatan dan keamanan kerja di tempat kerjanya[5] di Hari Buruh Sedunia dan di hadapan pimpinan serikat-serikat buruh tingkat nasional dan internasional.
Bunuh diri atau percobaan bunuh diri semakin sering diberitakan.[6] Berbeda dengan masyarakat Korea Selatan atau Jepang, kultur masyarakat Indonesia nyaris tidak mengizinkan bunuh diri sebagai bagian dari pengorbanan. Beberapa jurnalis sering tergoda mengaitkan bunuh diri dengan latar belakang keagamaan atau rasa frustasi personal.[7] Seorang jihadis sekalipun tidak menempatkan bunuh diri dalam konteks yang bebas nilai. Sementara literatur gerakan sosial pun kerap memperdebatkan mengenai pentingnya bersandar pada kekuatan massa.
Seperti dilansir banyak media massa, tindakan Sebastian di luar dugaan banyak orang bahkan istrinya atau keluarganya sekalipun. Namun bukan hanya pilihan tindakannya, cerita yang mengitari kisah Sebastian pun di luar hiruk-pikuk politik gerakan buruh.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kadang dianggap selesai dengan didaftarkannya buruh menjadi peserta BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial), adanya alat pelindung diri (APD), adanya pelatihan keselamatan kerja dalam bentuk pelatihan kebakaran, dan sederet sertifikat keselamatan kerja yang dimiliki perusahaan. Ironisnya, jika terjadi kecelakaan kerja pemerintah maupun pengusaha seringkali menuduh bahwa penyebab kecelakaan adalah ketidaksadaran dan ketidakpedulian buruh. Lebih menggelikan lagi, hasil penelitian kuno H.W Heinrich, yang menyebutkan bahwa kecelakaan kerja sebanyak 88 persen karena manusia ceroboh dan lalai, masih terus menerus direproduksi untuk melepas tanggung jawab menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
Tindakan Sebastian dapat dirangkum dalam dua kalimat: Buruknya kinerja pengawas ketenagakerjaan dan perusahaan lebih mengutamakan keuntungan berlipat ketimbang keselamatan manusia.
Dengan foto profil facebook logo kesehatan kerja, tindakan Sebastian seolah mengingatkan bahwa keselamatan kerja tidak dapat disepelekan. Lebih jauh lagi, bukankah tindakan Sebastian menggugurkan keyakinan, persoalan proses produksi bukan persoalan internal serikat tingkat pabrik dan tidak perlu malu dan merasa tercemar nama baik para pengurusnya jika persoalan tersebut diketahui orang luar.[8]
***
Sebastian adalah pengurus serikat buruh dan anggota Garda Metal, Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SP AI FSPMI) PT Tirta Alam Segar (TAS).
Sebagai salah satu Pilar Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Garda Metal memiliki ciri khas. Dalam kegiatan-kegiatan demonstrasi pasukan Garda Metal menggunakan seragam serba hitam, ditempatkan di baris terdepan peserta demonstrasi, dengan gaya berbaris tertata layaknya tentara.  Tampaknya, Garda Metal pula yang menginspirasi banyak serikat membuat pasukan yang sama dengan nama berbeda. Untuk menjadi anggota Garda Metal, seseorang harus menempuh rute pendidikan yang tidak mudah.
PT Tirta Alam Segar (TAS) adalah salah satu anak usaha Wings Grup di bidang minuman dengan mengantongi ISO 22000: 2005, OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, World Bank Standar dan Standar BPOM. Juga mengaku telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Terintegrasi yaitu FSMS (Food Safety Manajemen System), OHSMS (Occupational Health and Safety Management System), EMS (Environment Management System) dan Sistem Jaminan Halal yang dipersyaratkan oleh MUI dan BPOM dengan sertifikat Nomor 00120041860906. Serta mendapatkan piagam penghargaan harapan I dalam kegaitan gerakan pekerja wanita sehat produktif dari Kepala BPPKB Kabupaten Bekasi.[9] Perusahaan ini berdiri sejak 7 Desember 2006 di Jalan Kalimantan Kavling B1-2, Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupatan Bekasi.
Ronald Katuari merupakan direktur PT TAS. Perusahaan dengan visi ‘To be the leading and most trusted Indonesian beverage company ‘ memproduksi minuman ringan merek Ale-Ale, Rio, Floridina, dan Power F. Dengan sertifikat demikian, perusahaan dapat dengan mudah mengelak mengenai buruknya kondisi kerjanya bagi buruh. Lebih lanjut, semua sertifikat itu sangat berguna bagi pemasaran produk ketimbang menunjukkan komitmen terhadap keselamatan buruh.
PT TAS dan Prakarsa Alam Segar (PAS) pembuat Mie Sedaap adalah saudara. Bersaudara juga dengan PT Siam-Indo Concrete. Ketiganya adalah anak usaha Wings Grup.
Wings didirikan pada 1948 oleh Johanes Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto di Surabaya dengan produk sabun colek Wings. Inti perusahaan Grup Wings adalah PT Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lioninda Jaya. Bisnis utama Wings adalah toiletres.[10]
65 tahun kemudian bisnis Wings telah menguasai industri toiletres, makanan, minuman, propreti perbankan, kelapa sawit, bahan bangunan, dan kimia. Wings menguasai industri bahan baku hingga rantai distribusi. Pada 2005 saja tujuan ekspor Wings mencapai 90 negara. Dari 150 merek yang disiapkan 40 merek kebutuhan toiletres sudah berada di pasar dalam dan luar negeri. Penjualan ekspor toiletres mampu mengontribusi sekitar 30 persen pendapatan Wings. Di antara merek toiletres Wings adalah detergen Wings, Giv, Nuvo, Ciptadent, Kodomo, Mama Lemon, So Klin, Daia, Smile Up, dan lain-lain.
Wings adalah tipikal perusahaan yang mendapatkan berkah dari kebijakan ekonomi Indonesia. Ketika Soeharto membuka investasi dan menyaratkan kerjasama perusahaan asing dengan perusahaan lokal, Wings kebagian berkah. Sejak 1975 Wings menjalin aliansi dengan PT Sinar Antjol (produsen sabun B-29), plus dua perusahaan Jepang (Teikoku Kako Co. Ltd. dan Toyo Menka Kaisha Ltd.) mendirikan PT Fideco Jaya untuk memproduksi alkylbenzene sulfonat. Wings pun bekerjasama dengan Grup Salim dan Sinar Mas, mendirikan PT Unggul Indah Corp. pada 1983. Perusahaan ini memproduksi alkylbenzene dan heavy alkylate. Dengan PT Petrokimia Gresik dan PT Kodel, Wings mendirikan PT Petrocentral yang memproduksi sodium tripolyphosphate (bahan baku industri detergen). Bergandengan dengan raksasa rokok Grup Djarum, membesut Pulau Gadung Trade Center lewat bendera PT Nagaraja Lestari.
Di bisnis bahan bangunan, Grup Wings mengembangkan keramik lantai dengan merek Milan (Milan Ceramics) sejak 1989. Selain memproduksi Milan, di bawah PT Adyabuana Persada juga mengembangkan merek Hercules. Selain itu, bergandengan dengan Siam Cement (Thailand) sejak 1997 Grup Wings masuk ke bisnis papan gipsum dan plester gipsum. Menggunakan bendera PT Siam-Indo Gypsum Industry, merek yang dikembangkan adalah Elephant. Masih bermitra dengan Siam Cement, lewat PT Siam-Indo Concrete Product, Wings memproduksi bahan semen fiber untuk pengatapan. Selain itu, Wings pun merambah bisnis genteng keramik clay dengan merek M-Class.
Di sektor keuangan, Grup Wings masuk ke bisnis sekuritas dengan mengakuisisi PT UOB Kay Hian Securities pada 1994. Tahun 2001, Wings kembali mengibarkan perusahaan sekuritas dengan bendera Ekokapital Sekuritas. Di sektor keuangan, Wings juga mengibarkan Bank Ekonomi.
Sejak 2006, keluarga Katuari sudah masuk 10 besar pengusaha terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Pada 2008, keluarga Katuari menempati orang terkaya ke-8 di Indonesia oleh Globe Asia. Majalah Forbes 2011, menempatkan Keluarga Katuari di posisi ke-12 terkaya di Indonesia.
Secara umum Wings mempekerjakan kurang 12 ribu orang di seluruh manufaktur dan distributornya. Rahasia sukses dalam berbisnis biasanya dilekatkan dalam beberapa istilah yang sebarkan dibangku-bangku kuliah, melalui ceramah-ceramah keagamaan, melalui sinetron, buku-buku, dan lain-lain. Misalnya dikatakan bahwa kesuksesan sebuah perusahaan karena strategi bisnis yang jitu; cerdas membaca preferensi pasar; jiwa kewirausahaan sejak kecil, keberanian bersaing; cepat membaca peluang; hidup hemat; kerja keras; dan lain-lain. Peristiwa Sebastian menyumbang kosa kata baru dalam sukses berbisnis, yaitu rampas hak buruhnya dan langgar peraturannya. Kecanggihan manajemen perusahaan dan kemampuan membaca pasar adalah kata lain untuk menjinakkan buruh dan membayarnya dengan murah.
Buruknya kondisi kerja di perusahaan bukan hanya terjadi PT TAS. Buruh-buruh di anak-anak usaha Wings Grup seperti PT PAS dan PT Siam-Indo diperlukan sama: dirampas haknya. Itulah kunci sukses dan rahasia berbisnis.
***
Sebastian bekerja di PT TAS sejak 2008 dengan upah terakhir kurang lebih Rp 3,1 juta per bulan. Angka tersebut hanya dapat disebut layak untuk periode 2010.[11]
PT  TAS sempat digrebeg pada 2012 karena menggunakan sistem kerja ilegal, yakni menggunakan buruh outsourcing di bagian inti produksi ratusan orang. Namun hanya 300 buruh yang diangkat tetap dari 700 buruh kontrak.[12] Sejak saat itulah berbagai persoalan menyeruak. Seperti tidak adanya bus jemputan dan dilanggarnya cuti haid. Dalam 2 tahun ada 18 korban kecelakaan kerja, diskriminasi tempat dan menu makanan antara staf, petinggi, dan operator, tidak ada fasilitas jemputan buruh, dan fasilitas ibadah yang tidak maksimal.[13] Saat ini, jumlah buruh di PT TAS kurang lebih 2000 orang dengan rerata buruh kontrak. Istri Sebastian adalah salah satu buruh yang masih berstatus kontrak. 
***
Seperti diketahui, kesehatan dan keselamatan kerja ditimbulkan karena berhubungan dengan sarana dan prasarana kerja dalam proses produksi. Potensi bahaya itu tidak semata berasal dari sarana dan prasarana serta alat pelindung diri yang memadai, tapi berhubungan dengan jam kerja. Jam kerja-lah yang melanggengkan potensi kecelakaan kerja.  
Meski Permenaker Nomor 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan menyebutkan bahwa kecelakaan kerja harus dilaporkan dalam waktu 2 x 24 jam, peraturan tersebut jarang dipatuhi oleh pengusaha.[14] Kebanyakan kasus-kasus kecelakaan kerja diselesaikan dengan sistem pemberian santunan atau cukup ditangani oleh BPJS.
Laporan Tahunan 2013 Jamsostek menyebutkan, kasus kecelakaan kerja rata-rata tumbuh 1,76 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terjadi 103.285 kasus kecelakaan kerja, atau rata-rata terjadi 283 kecelakaan kerja setiap hari, dengan korban meninggal rata-rata 7 orang, cacat 18 orang dan sisanya kembali sembuh. Data konservatif itu dapat bertentangan dangan temuan harian. Buruh, apalagi buruh kontrak, jika mengalami kecelakaan kerja akan mudah diminta mengundurkan diri dengan kompensasi alakadarnya.
Selain menunggu laporan, pemerintah pun tidak memiliki inisiatif untuk melakukan tindakan pemeriksaan. Tidak heran data kecelakaan kerja, termasuk data-data mengenai perburuhan secara umum seperti pemogokan, pemecatan, dan keserikatburuhan tidak tersedia secara nasional. Kalau pun tersedia seringkali tidak akurat. Data investasi lebih mudah diakses ketimbang data perburuhan.
Pusat data dan informasi ketenagakerjaan Kemnakertrans menyebutkan jumlah tenaga pengawas sampai triwulan IV 2014 mencapai 1.773, yang terdiri dari 1.529 pengawas umum dan 244 pengawas spesialis. Sementara pengawas ketenagakerjaan spesialis Kesehatan kerja 21 orang dan lingkungan kerja 17 orang, keselamatan kerja kimia 2 orang, dan pengupahan dan waktu kerja hanya 2 orang. Angka jumlah pengawas umum maupun spesialis tentu saja tidak memadai pertumbuhan industri manufaktur swasta maupun negara. Kurangnya tenaga pengawas dengan alasan ketiadaan anggaran dapat pula diartikan keberpihakan negara terhadap investasi, ketimbang buruhnya. Karena anggaran untuk perbaikan infrastruktur terus menerus dinaikkan.
Bagi perusahaan, alat-alat kesehatan kerja merupakan komponen biaya produksi yang harus ditekan serendah mungkin. Misalnya, di sebuah perusahaan di Bekasi di satu bagian pekerjaan dalam satu shift dengan jumlah buruh kurang 38 orang hanya menyediakan 24 masker. Masker itu hanya diberikan dua hari sekali. Itu pun jenis masker yang terbuat dari kain biasa. Padahal ruangan tempat kerja tersebut dipenuhi debu-debu kertas yang dapat membuat hidung buruh hitam pekat.
***
Apakah kasus Sebastian akan mendorong bagi perubahan sistem pengawas ketenagakerjaan dan perhatian baru terhadap keselamatan kerja atau akan dianggap sebagai kasus di satu pabrik, di satu serikat, yang harus diselesaikan oleh pengurus tingkat pabrik, atau cukup diselesaikan dengan dana santunan dan melupakan semua persoalan yang terjadi?  
Jumat, 2 Mei 2015 jenasah Sebastian dimakamkan TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Jumat, 2 Mei 2015 jenasah Sebastian dimakamkan TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.  Selamat jalan kawan!
___________

[1] 5 Fakta pria bakar diri & lompat di GBK saat May Day.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-fakta-pria-bakar-diri-lompat-di-gbk-saat-may-day.html
[2] Pekerja Indonesia di Mata Pimpinan Buruh Internasional.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/01/nnnzey-pekerja-indonesia-di-mata-pimpinan-buruh-internasional
Sekjen Buruh Internasional Berorasi di GBK. http://politik.rmol.co/read/2015/05/01/201055/Sekjen-Buruh-Internasional-Berorasi-di-GBK-
[3] Pimpinan DPR-MPR Rayakan Hari Buruh Sedunia di Senayan. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150501141500-20-50517/pimpinan-dpr-mpr-rayakan-hari-buruh-sedunia-di-senayan/
[4] May Day, Buruh Indonesia Terpecah soal Pembentukan Partai
http://www.cnnindonesia.com/politik/20150430085558-32-50203/may-day-buruh-indonesia-terpecah-soal-pembentukan-partai/
KSPI: ada tiga aspek pendirian partai buruh. http://www.antaranews.com/berita/493925/kspi-ada-tiga-aspek-pendirian-partai-buruh
[5] Buruh Bekasi yang bakar diri dan lompat di GBK diduga frustrasi. http://www.merdeka.com/peristiwa/buruh-bekasi-yang-bakar-diri-dan-lompat-di-gbk-diduga-frustasi.html
Abaikan Keselamatan Kerja, FSPMI Desak Disnaker Tindak PT. Tirta Alam Segar. http://www.dakta.com/news/935/abaikan-keselamatan-kerja-fspmi-desak-disnaker-tindak-pt-tirta-alam-segar
[6] Bermotif dendam dan ekonomi: Kasus-kasus Bunuh Diri Bersama. Lihat di:  http://www.indosiar.com/patroli/kasus-kasus-bunuh-diri-bersama_75927.html
[7] Buruh yang Bakar Diri di GBK Dikenal Taat Agama. http://m.tribunnews.com/nasional/2015/05/02/buruh-yang-bakar-diri-di-gbk-dikenal-taat-agama
[8] Selain mengadopsi cara-cara manajemen dalam mengelola serikat, anggapan bahwa persoalan proses produksi sebagai persoalan internal serikat pabrik, dapat pula dianggap sebagai warisan pengelolaan serikat ala Soeharto. Di zaman Soeharto, salah satu tugas tentara adalah meredam terjadinya konflik buruh dan pengusaha. Jika konflik terlanjur muncul, tugas tentara adalah menjaga konflik tersebut tidak menyebar.
[9] Integrated Management System Manual. http://data.axmag.com/data/201409/20140925/U126663_F303490/media.pdf
[10] Informasi mengenai Grup Wings dikumpulkan dari berbagai sumber. Di antaranya:
Eddy William Katuari dan kepak sayap Grup Wings. http://kabarbisnis.com/read/2819296
The Next Conglomerate itu Bernama Wings. https://emenrizal.wordpress.com/2010/08/16/the-next-conglomerate-itu-bernama-wings/
[11] Lihat Akatiga, SPN, dan Garteks. Menuju Upah Layak. 2010.
[12] Kemunduran Gerakan Buruh Setelah 2012. Lihat di: http://ekopol.solidaritas.net/2015/05/kemunduran-gerakan-buruh.html
[13] Komisi IV Sidak Produsen Ale-Ale, Apa Hasilnya? http://www.dakta.com/news/1028/komisi-iv-sidak-produsen-ale-ale-apa-hasilnya
[14] Kajian Pelaksanaan Sistim Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan Kerja. http://naker.go.id/id/news/2015/01/26/kajian-pelaksanaan-sistim-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan-kerja

Penulis

Syarif Arifin
Lembaga Informasi Perburuhan Sedane