MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Rantai Pasok: Ancaman atau Peluang dalam Advokasi Serikat Buruh?

Pengantar

Apakah anda pernah berpikir bahwa dunia yang kita diami saat ini, sudah benar-benar tak memiliki batas lagi? Tak ada lagi ruang privat yang benar-benar steril dari ‘pantauan’ pihak di  luar diri kita, serapat apapun kita menyembunyikannya. Kita mengaitkannya dengan globalisasi, suatu percepatan gerak di dunia yang tak akan terhindarkan. Globalisasi (dengan segala keuntungan dan kerugiannya), merupakan kenyataan objektif yang harus kita hadapi: merupakan proses industri yang tak tergantikan. Tantangan terbesarnya adalah memastikan bahwa di abad 21, globalisasi menjadi relevan dengan kehidupan orang biasa di seluruh dunia.1

Tetapi, globalisasi yang terus menggelinding layaknya batu besar terjun dari pucuk pegunungan itu, bukanlah proses alami. Dia bergerak karena memang ada keputusan besar yang mendasarinya. Keputusan besar industri, perdagangan, dan investasi, merupakan keputusan kolektif antara pemerintah dan perusahaan di berbagai belahan bumi. Dan, semua keputusan itu,  sengaja didesain untuk memuaskan kepentingan mereka sendiri, bukan sebagian besar manusia di  muka bumi. Dominasinya, bukan di tangan pemerintah, tetapi di tangan perusahaan-perusahaan besar yang populer dengan sebutan Transnational Corporations (TNCs)2 dan Multinational Corporations (MNCs). Dari sini sagat jelas, kepentingan mereka hanya satu: keuntungan. Ini, bukan hal baru dalam kehidupan kita.3 Oleh karena itu, tugas pemerintah hanya satu: memastikan  ketersediaan regulasi yang memudahkan niat mereka.

Dalam rentang waktu 60-70 tahun terakhir, jumlah investasi dunia yang ditanamkan oleh  TNCs/MNCs dari Eropa, Amerika Utara, Asia Timur dan terakhir tentu saja Timur Tengah dan  Cina meningkat dengan sangat signifikan, dibanding masa sebelumnya. Perluasan yang dilakukan  oleh perusahaan-perusahaan dari Inggris, Perancis, Jerman, AS, Kanada dan Jepang mendominasi  kekuatan ekonomi dunia. Perluasan tersebut, bukan saja dalam kemampuan ekspansi bisnis, tetapi  juga dalam kemampuan mempengaruhi pemerintahan di berbagai negara.  

Jadi, jangan heran kalau kita menemukan kenyataan hari, bahwa pilihan menu makan  siang kita, ternyata dipengaruhi oleh keputusan sebuah perusahaan di Jepang, warna baju kita  mengikuti model yang dilaunching di Inggris, model rambut kita dipengaruhi oleh pemain bola dari Brazilia. Atau sambil mandi, kita menyanyikan lagu berjudul Señorita yang renyah itu4, sambil menggosok tubuh kita dengan sabun yang dibuat dari minyak sawit asal pedalaman Kalimantan yang buruhnya diupah murah, tapi diproduksi di Eropa. Benar-benar sebuah dunia  yang bergerak tanpa batas, begitu cepat.

Memahami Rantai Pasok

Bagaimana anda memahami, berbagai “komoditi” dari berbagai belahan dunia itu bisa  masuk ke dalam rumah kita, kamar mandi kita, digunakan bersamaan, dan kita tidak  menyadarinya? Kata kunci sebenarnya hanya ada dua saja: produksi dan distribusi. Oleh karena itu, belajar tentang rantai pasok, sebenarnya kita sedang mempelajari dua perisitiwa penting itu: bagaimana barang-barang diproduksi lalu bagaimana didistribusikan. Meskipun, dalam pengertian yang luas rantai pasok dapat dipahami sebagai:5

“…[S]ebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya  manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya yang terlibat  secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam  bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan.”

Sistem terkoordinasi tersebut, melibatkan banyak pihak. mulai dari manufaktur (produksi  massal), penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang  eceran, ecommerce, dan pelanggan atau pengguna akhir). Seluruh kegiatan dalam rantai pasok –melibatkan rantai nilai dan proses siklus hidup– dilakukan untuk mengubah bahan baku dan  bahan pendukung, melalui proses produksi massal dengan segala rupa peralatan yang canggih,  menjadi barang-barang yang sama sekali baru untuk segera dikirimkan kepada pelanggan  pengguna akhir, di seluruh dunia.  

Rantai suplai global (global supply chain/GSCs) menghubungkan rantai nilai (global  value chain/GVCs). Ciri utama GSCs/GVCs adalah kemampuan utamanya untuk  menghubungkan sisi hulu hingga hilir, demi memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Dengan alasan efektivitas dan efisiensi, MNCs/TNCs memilih untuk  mengalihdayakan supply chain manegement mereka melalui kerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Rantai Pasok dan Dominasi MNCs/TNCs

Hari ini, dapat disebutkan bahwa 80% perdagangan dunia dikendalikan oleh perusahaan  multinasional. Total penjualan mereka dalam setahun, setara dengan 50% dari total Produk  Domestik Bruto (PDB)6 Semua rantai pasok itu, diorganisasikan sebagai “rantai nilai global”  (GVCs). MNCs mengatur produksi mereka lintas batas untuk mengambil keuntungan dari  keunggulan komparatif berbagai negara yang dilakukan dengan memanfaatkan jatuhnya harga  transportasi, peningkatan teknologi komunikasi, dan perjanjian perdagangan/investasi yang sengaja dibuat untuk memenangkan kepentingan mereka. Pelaksanaan rantai pasok, dipastikan  akan mempercepat laju perpindahan proses bisnis dari sebuah negara ke negara lain (offshoring),  alih daya (outsourcing) semua urusan produksi dan sangat ditentukan oleh investasi luar negeri  langsung (FDI) di negara-negara dengan upah rendah. Kontrak-kontrak yang meyertainya, dilakukan secara cepat, bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi dunia.

Dampak yang segera terjadi adalah, negara-negara dunia ketiga segera berlomba untuk menarik investasi seperti yang terjadi Kamboja, Bangladesh (garmen). Mereka melakukannya,  dengan satu tujuan saja: mendapatkan modal segar untuk berproduksi meskipun konsekuensinya rantai pasok tidak serta merta mampu mendorong terciptanya pekerjaan yang baik. Karena  persaingan sedemikian ketat, negara-negara tujuan investasi menurunkan standar tenaga kerja (upah, K3, perlindungan sosial, dll), dan pada gilirannya, rantai pasok medorong serikat pekerja semakin keluar dari jalur, mengalami kesulitan tertinggi untuk mengorganisir buruh.

Memetakan Rantai Pasok

Salah satu pekerjaan terpenting sekaligus terberat adalah kemampuan kita memetakan rantai pasok secara detail dan lengkap. Hanya dengan pemetaan yang demikian, kita bisa meningkatkan advokasi kita setapak lebih maju: mengidentifikasi kekuatan lawan. Sebagai contoh, mari kita lakukan pembedahan dengan melihat apa yang terjadi pada sektor konstruksi berikut ini:

Gambar 1. Bagan Rantai Pasok Sktor Konstruksi (Sumber: BWI)

Mari kita bahas satu per satu, apa saja yang dapat kita petakan melalui tabel di bawah ini:

Penutup

Memahami rantai pasok adalah memahami secara utuh seluruh tahapan proses yang ada dan bagaimana tahapan itu dijalankan. Dengan memahaminya, kita akan memiliki bekal yang cukup untuk melakukan pemetaan dan kemudian menghitung kekuatan yang kita miliki untuk  menjalankan rencana advokasi. Semakin detail, lengkap, dan fokus pemetaan yang kita jalankan, akan kita miliki peluang yang lebih besar, demikian pula sebaliknya, Kekuatan yang kita miliki, masih harus dielaborasi dengan faktor lain yang juga tak kalah penting: bagaimana membangun  kekuatan serikat secara lokal, wilayah, nasional, regional, global. Bagaimana pemahaman kita  terhadap sumber-sumber pembiayaan yang ada lengkap dengan klausul kontrak kerja, dan mungkinkah kita memanfaatkan berbagai instrumen hukum dari nasional-global, baik yang  formal maupun informal?

Selamat berdiskusi!

Jakarta, 24 Juni 20207


Catatan Kaki:

  1. Pernyataan Zwelinzima Vavi. General Secretary of the Congress of South African Trade Unions (COSATU),  dikutip dari Modul Globalisasi, Labour Working Group, Bandung, 2004. ↩︎
  2. MNCs: adalah perusahaan yang memiliki aset dan fasilitas di satu atau lebih negara, selain negara asal, dan  memiliki kantor terpusat tempat manajemen global terkoordinasi. Pengambilan keputusan karenanya  mempengaruhi semua anak perusahaan secara global. TNCs: adalah perusahaan yang beroperasi di negara lain,  selain negara asal, dan tidak memiliki sistem manajemen terpusat. Oleh karena itu, keputusan dibuat sesuai  dengan zona operasi. Perusahaan serupa yang beroperasi di negara lain tidak dapat disebut sebagai anak  perusahaan, karena sistem manajemen tidak terpusat. Perusahaan transnasional juga tidak loyal terhadap sistem  nilai negara operasi, tetapi berfokus pada ekspansi bisnis. Difference Between Multinational and Transnational, Differencebetween.net, http://www.differencebetween.net/business/difference-between-multinational-and transnational/. Diakses pada 24 Juni 2020, jam 11:20 ↩︎
  3. Modul Globalisasi, Labour Working Group, Bandung, 2004. ↩︎
  4. Señorita (lagu) “Señorita” adalah lagu oleh penyanyi asal Kanada, Shawn Mendes dan penyanyi asal Kuba Amerika, Camila Cabello. Lagu ini dirilis sebagai single kedua (keseluruhan ketujuh) dari edisi deluxe album  studio ketiga Mendes, Shawn Mendes melalui Island Records pada 21 Juni 2019. Di Youtube, lagu ini sudah  ditonton sebanyak 62.152.855 kali. ↩︎
  5. https://www.coursehero.com/file/p7laj0e7/adalah-sebuah-sistem-terkoordinasi-yang-terdiri-atas-organisasi sumber-daya/ ↩︎
  6. Dalam bahasa Inggris Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan  nasional. ↩︎
  7. Tulisan ini pernah dipresentasikan dan didiskusikan sebagai bahan materi advokasi di Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) pada 25 Juni 2020. Saat itu penulis masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Buruh Kerakyatan (F SERBUK) ↩︎

Penulis

Khamid Istakhori
Global Organizing Academy, Building & Wood Workers’ International