MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Kategori: Buruh Menulis

Kami Korban, Kami Berjuang dan Bersuara!

Di Desa Nagasari aku dibesarkan. Desa terpencil di sebuah Kecamatan Muara Kuang, Ogan Komering Ilir, Palembang Sumatera Selatan. Keluargaku miskin, aku hanya dapat menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD). Meskipun demikian, aku masih memiliki masa kecil yang menyenangkan. Aku sering bermain dengan alam seperti air sungai, kebun, hutan, serta semua isinya. Bisa digambarkan seperti kehidupan Si […]

Menciptakan Perubahan dengan Melawan, Bersuara dan Berjuang Secara Kolektif

Aku lahir di Kota Bima, kota yang terletak di bagian timur dari pulau Sumbawa. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Kota Bima bertani dengan menanam komoditas jagung dan tanaman keras lainnya. Hal ini disebabkan wilayah ini didominasi oleh gunung batu. Ayahku sendiri seorang petani dan ibuku berjualan berbagai macam makanan sesuai pesanan orang. Sebagai anak […]

Perempuan di Sepertiga Malam

“Wsshhh…,” suara tak beraturan air putih bercampur dan cairan bening kekuningan menyeruak dari gelas ukuran 200 mililiter. Tiga perempat gelas terisi. Atasnya berbuih. Semuanya telah aku persiapkan sejak matahari menyembunyikan diri di pekat malam. Sisa cairan kekuningan dalam kemasan pouch seharga Rp17.300 aku buang ke tempat sampah.  Bau pestisida memenuhi ruangan kamarku. Di luar kamar, […]

SuaraViction

NGO, Industrialisasi Perlawanan, dan Serikat Buruh: Saat Gerakan Dibajak oleh Proposal

Saya sepenuhnya sepakat dalam berbagai artikel yang mengkritik Organisasi Non Pemerintah (ORNOP) atau sering juga disebut Non Government Organization (NGO), yang alih-alih menjadi support system masyarakat untuk memperkuat ideologi politik perlawanan rakyat, justru malah melemahkan perjuangan rakyat dengan cara membuat rakyat menjadi manja dan melihat konflik vertikal menjadi apolitis dan hanya sebuah proyek. Alih-alih rakyat […]

Surat untuk Sudiyanti

Assalamualaikum, Mbak! Tidak terasa sudah lebih dari 15 hari kepergianmu. Mohon izin Mbak. Saya mau menulis tentang perkawanan kita. Mengingatkan kembali bagaimana saya mengenalmu seorang perempuan yang lembut, keibuan tetapi memiliki keteguhan dalam memegang prinsip. Sayangnya saya baru ungkapkan kekaguman ini setelah kepergianmu Mbak, di mana kamu sudah terputus dengan semua urusan duniawi. Ini pelajaran […]

Tidak Sejernih Suara dari Earphone (Bagian 3)

Keluhan Menjadi Tuntutan Tak terlalu lama setelah pemilihan, saya mendapat Surat Keputusan dari DPC GSBI Sukabumi sebagai ketua terpilih. Surat tersebut diberitahukan pula kepada manajemen, sekaligus meminta pertemuan dengan manajemen.  Manajemen menerima surat permintaan pertemuan. Ketika bertemu dengan manajemen saya memaparkan program kerja sebagai ketua baru dan akan bekerja sama dengan pihak manajemen perusahaan dalam […]

Tidak Sejernih Suara dari Earphone (Bagian 2)

Dari Kontrak ke Kontrak Sekitar Maret 2015. Saya menandatangani kontrak kedua di perusahaan ini. Perusahaan ini bernama PT Longvin Indonesia. Ketika pertama bekerja saya menandatangani kontrak enam bulan. Kemudian menandatangani kontrak yang kedua untuk setahun. Ketika habis kontrak, saya pun diminta mengajukan lamaran. Kata kawan kerja saya, begitulah cara kerja di PT Longvin. Jika kontrak […]

Tidak Sejernih Suara dari Earphone (Bagian 1)

Pada 2013, saya mengikuti perpindahan suami ke Sukabumi. Kepindahan itu mengantarkan saya kenal daerah berbudaya Sunda. Tinggal di tengah desa yang sehari-hari mengunakan bahasa Sunda dengan dialek Sukabumi. Perlahan saya beradaptasi meski masih susah berkomunikasi. Saya dikelilingi orang-orang Sunda baik itu di lingkungan rumah, di tempat kerja maupun di pengajian.  Di Sukabumi saya melihat pepohonan […]

Pledoi Septia Dwi Pertiwi

Rabu, 18 Desember 2024, di Hadapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta, Septia Dwi Pertiwi membacakan pledoi sebagai pembelaan atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Septia adalah buruh perempuan yang dikriminalisasi oleh mantan bosnya, Jhon LBF atas tuduhan pencemaran nama baik. Septia dituntut satu tahun penjara dan denda Rp.50 juta. Dalam pledoinya Septia menegaskan komentarnya di media […]

Saya Tidak akan Pernah Lelah Berjuang!: Testimoni Sabri bin Umar [1]

Selamat pagi kawan-kawan BWI yang saya cintai! Salam perjuangan! Perkenalkan, nama saya Sabri Bin Umar, buruh migran Indonesia dari Bone Sulawesi Selatan. Umur saya 30 tahun. Saya menempuh perjalanan 6.500 kilometer untuk hadir di sini[2], bertemu dengan anda semua. Melelahkan, tapi saya bahagia dan bersyukur. Saya masuk ke Tawau, Sabah, Malaysia ketika lulus sekolah dasar. […]