MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

‘Driver’ Ojol: ‘Order’ Ku Kejar, Celaka Ku Dapat

http://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/08/ojol-food-5fa7a0208ede4836b71dc012.jpg

Membiayai diri sendiri untuk menghidupi aplikator

Seorang pengemudi Ojol di Citeureup Bogor menceritakan. Dia menyalakan akun sekitar pukul 5 pagi. Kemudian menerima order yang harus diantarkan ke wilayah Jakarta Selatan. Dari Jakarta Selatan, ia mendapat pesanan lagi ke arah Slipi Jakarta Barat. Sepanjang hari ia beroperasi di Jakarta. Sore hari, sekitar pukul 5, ia berpikir keras agar mendapat order yang dapat mengantarkan pulang ke Citeureup Bogor. Pengalaman ‘terlempar’ ke wilayah yang sangat jauh, nyaris setiap hari dialaminya. 

Ketika sulit mendapat order, pengemudi akan menyalakan sepeda motor dan berkeliling ke tempat-tempat keramaian. Agar mencapai pendapatan yang sesuai per hari maka jumlah orderan akan terus ditambah. Dua langkah tersebut berarti menambah panjang posisi duduk pengemudi di atas sepeda motor, berakibat pada jarak yang harus ditempuh untuk mengendarai sepeda motor.

Saya mencoba menghitung, berapa jarak yang ditempuh oleh driver dalam seminggu.

Sebagai ilustrasi. Jarak tempuh pengantaran pesanan dari titik pemesan ke tempat tujuan sekitar 4 kilometer. Titik berangkat pengemudi ke titik pemesan kurang lebih 500 meter. Jarak yang ditempuh untuk kembali ke titik semula berarti 4,5 kilometer. Total jarak yang ditempuh adalah 8,5 kilometer. Sedangkan tarif yang diperhitungkan hanya 4 kilometer. Terdapat selisih yang tidak diperhitungkan untuk perawatan motor, energi yang dicurahkan dan bahan bakar yang dikeluarkan  sekitar 4,5 kilometer. Selisih tersebut merupakan nilai yang dirampas secara utuh oleh aplikator dalam bentuk data. Perampasan nilai pun dilakukan melalui pemotongan 20 persen yang disebut sebagai biaya sewa aplikasi.

Selisih jarak, energi, waktu, perawatan kendaraan bermotor dan handphone dan potongan aplikator, menegaskan kembali bahwa diskusi menjadi Ojol tidak sekadar besarnya pendapatan, seperti yang telah disimpulkan Lembaga Demografi UI. Karena semakin besar pendapatan, semakin besar biaya yang ditanggung pengemudi dan semakin melambung pendapatan aplikator.

Dalam seminggu Ival bisa menempuh jarak  323,61 kilometer. Jarak tersebut merupakan jarak yang dihitung berdasarkan titik penjemputan hingga titik pengantaran. Perhitungan ini berlaku untuk pemesanan barang, makanan maupun orang.

Dihitung rata-rata sebulan Ival bisa menempuh jarak  1.294,44 kilometer. Jarak tersebut setara dengan perjalanan dari Bogor ke pulau Lombok. Dalam penghitungan tersebut dengan minimal orderan sehari lima orderan. Sementara pendapatan Ival dalam sebulan Rp3.345.800 dengan orderan sehari rata-rata duabelas tarikan. Dan, kadang hari minggu libur narik. Pendapatan tersebut tidak pasti, pendapatan bisa berubah-ubah. Karena jumlah pendapatan bergantung pada jumlah pesanan yang telah dikerjakan. Sedangkan jumlah pesanan yang diterima sulit ditentukan.

Tabel Rata-rata Jumlah Pengeluaran

KebutuhanNilai (Rp)FrekuensiJumlah
 Makan30.000Per bulan900.000
Bensin20.000Per bulan600.000
Camilan20.000Per bulan600.000
Service motor150.000Per bulan150.000
Tanggungan untuk biaya rumah orang tua600.000Per bulan600.000
Kuota data internet dan pulsa120.000Per bulan120.000
Pendapatan bersih Rp375.8002.970.000

Rahmat sudah menjadi driver Ojol sejak 2017 di Serang Banten. Pendapatannya tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. “Makan saja kadang-kadang masih agak kekurangan. Hari ini ke tutup besok engga. Gali lobang tutup lobang, kalau sekarang-sekarang. Selain Pinjol paling ada kerjaan lain saya ngambil job freelance apa aja yang penting nutupin untuk makan”. Setiap bulan Rahmat bekerja selama satu bulan penuh tanpa libur. Jika ada pesta pernikahan keluarga atau keluarga sakit, Rahmat akan menyempatkan untuk hadir.

“Kebutuhan kita hari ini dimakan hari ini juga. Gak ada buat besok. Gak ada untuk dua hari ke depan. Kecuali pendapatan hari ini bisa dimaksimalkan untuk satu minggu, misalkan. Mungkin saya bisa off satu minggu. Ada jedanya. Justru ini gali lobang tutup lobang. Kalau hari ini dapet. Hari ini habis juga”

(Ramhat, driver ojol. September 2022)

Rahmat harus menghidupi istri dan tiga anak. Beberapa hari mendatang Rahmat akan memiliki momongan baru.

“Anak pertama duabelas tahun udah SD sudah kelas enam. Anak yang kedua sudah dua tahun setengah, sama setahun setengah. Sekarang sembilan bulan dalam kandungan. Pengeluaran untuk membeli susu aja sekitar empat ratus ribu sebulan, belum termasuk jajan anak. Untuk konsumsi lima orang membutuhkan uang lima puluh ribu satu hari, udah ngpres. Tidak makan di luar,” tambah Rahmat.

(Ramhat, driver ojol. September 2022)

Beberapa driver yang saya temui di Bogor, Bekasi, Tangerang dan Serang, menceritakan makin sulit mendapat orderan. Padahal sudah menyalakan aplikasi sejak Subuh. Pesanan baru masuk sekitar jam 12 siang. Mereka menunggu orderan di shelter.

Di saat menunggu tersebut mereka akan menghabiskan waktu dengan mengonsumsi minuman berenergi kopi, bermain handphone dan makanan camilan. Jika tidak ada tanda-tanda akan mendapat orderan mereka akan menyalakan sepeda motor dan berkeliling ke pusat-pusat keramaian.

Beberapa orang menormalisasi sakit akibat kerja seperti masuk angin dan kram, karena terdapat penyakit lain yang lebih berat, yaitu stres tidak mendapatkan order.

Mereka mengakui keadaan anyep sangat menyiksa pikiran. Ketika keadaan sangat memaksa karena gagal mendapat uang, aplikator telah bekerjasama dengan Pinjol, yang siap menerkam pendapatan driver.

Banyak dari  driver online untuk meluapkan stresnya di atas motor dengan bernyanyi sekencang atau misuh-misuh sendiri.

            Sugeng Riyadi memberikan analisis bahwa pendapatan yang menurun, jam kerja panjang, beban pengeluaran kendaraan dan handphone, kontrol sewenang-wenang aplikator dan utang terhadap Pinjol memicu depresi yang mendorong para pengemudi memilih mengakhiri hidup. Menurutnya, sejak 2015 hingga 2022, terdapat 15 kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan pengemudi transportasi berbasis aplikasi di berbagai kota.

Tabel Jenis-jenis Kecelakaan dan Penyakit yang Dialami Ojol

FisikNonfisikAlat Kerja
Kram pada bokong dan pergelangan tangan, masuk angin, sakit leher, sakit kepala, dehidrasi dan ambeienStres, cemas, depresiHandphone lebih cepat rusak Sepeda motor lebih cepat rusak Handphone rusak karena terkena hujan atau terjatuh Sepeda motor tertabrak atau menabrak
Kulit wajah dan tangan terbakar sinar UVMengalami kekerasan  dan pelecehan oleh pengendara lain atau penumpang 

Percobaan bunuh diri, Serangan Jantung dan Meninggal

***

Penulis

Lukman Ainul Hakim
Lembaga Informasi Perburuhan Sedane
# ojol