MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

MENJAGA SOLIDARITAS DARI GEMPURAN NEOLIBERALISME: PELAJARAN MENANGANI KASUS MELALUI PHI

Ketiga, sebenarnya kritik terhadap PHI bukan hanya urusan mekanisme dan ruang lingkup hukum. UU PPHI merupakan salah satu paket reformasi hukum ketenagakerjaan di Indonesia, untuk melancarkan program penyesuaian struktur (SAP/Structural Adjustment Programme) ala Dana Moneter Internasional. Semangat yang dikedepankan adalah deregulasi, privatisasi, dan liberalisasi. Karenanya, penyelesaian kasus-kasus di PHI sangat kental dengan pelepasan tanggung jawab negara bagi masyarakat miskin. Seorang buruh dengan latar pendidikan rendah dengan pendapatan upah minimum, dipaksa bertarung dengan pihak yang memiliki uang, jabatan, dapat mengakses kekuasaan, dan dapat menyewa pengacara handal. Dengan komposisi itu saja, dapat diperkirakan bahwa buruh pasti dikalahkan di pengadilan.

Sekitar pukul 13. 30, suasana di halaman PHI kian riuh dan tak berirama. Sebagian besar bersorak bergembira; mata mereka berkaca-kaca, badannya melenggok berjoget. Bahagia. Polisi-polisi hanya memandang aneh dan tidak peduli. Majelis hakim membacakan putusannya. 

Di akhir tulisan ini, saya hanya ingin menambahkan sedikit saja bahwa solidaritas itu adalah mata rantai yang sangat panjang. Sederhana dan mudah untuk dilakukan. Dimulai ketika buruh di rumah kontrakannya bangun tidur jam 4 pagi atau bahkan tidak tidur karena jam 12 malam sesudah mereka pulang kerja shift 2 terus sudah ditunggu bus dari Bandung menuju PHI Jakarta. Kemudian, mereka bertemu dengan buruh-buruh lain dari Padang, Palembang dan kota-kota lainnya yang datang berpesawat dengan ongkos sendiri. Mereka bersatu dalam aksi di PHI dan kemudian bentrok dengan polisi, serta dipersatukan oleh perasaaan yang sama. Solidaritas menjadi baju mereka; sebagai buruh yang nasibnya diancam dan sedang digadaikan oleh rezim promodal asing.