MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

“Aksi Résèp Heueuh”: May Day 2024

Sebelum memasuki bulan Mei 2024, serikat-serikat buruh dan aliansi serikat buruh disibukan untuk  menyiapkan peringatan May Day. Peringatan yang setiap tahun diperingati oleh gerakan buruh di seluruh dunia. Biasanya konsolidasi-konsolidasi ini dilakukan dua bulan sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK), aliansi yang terdiri dari serikat buruh, petani, kelompok perempuan, dan pelajar. Mereka melakukan konsolidasi pada Maret untuk mempersiapkan aksi bersama. 

Dalam diskusi dan konsolidasi-konsolidasi tersebut dilakukan perumusan-perumusan tuntutan yang akan dibawa pada aksi, konsep aksinya akan seperti apa dan mempersiapkan jumlah masing-masing massa aksi organisasi yang tergabung di dalam aliansi, sampai di tahap teknis lapangannya ketika aksi. Hal ini pun tidak hanya dilakukan oleh aliansi GEBRAK. Aliansi gerakan buruh tingkatan nasional lainnya pun, melakukan hal yang sama.

Diskusi dan konsolidasi, tidak berhenti di tingkatan nasionalnya, pendiskusian May Day pun dilakukan di tingkatan pengurus pabrik dan anggota-anggota serikat pabrik. Beberapa kawan bercerita, sebelum mengikuti aksi pada 1 Mei di Jakarta, mereka melakukan pendiskusian terlebih dahulu di pabriknya bersama anggota-anggota yang lain. “Agar mereka yang tidak ikut pun mengetahui apa itu May Day, mengapa May Day menjadi penting untuk buruh,” ujar seorang kawan dari Cirebon yang juga mempersiapkan May Day di wilayahnya sebelum aksi May Day di Jakarta. Harus digaris bawahi tidak semua serikat buruh melakukan hal yang sama, seperti diutarakan kawan saya tersebut. 

Pendiskusian May Day tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa dan buruh manufaktur. Pendiskusian ini terjadi pada buruh-buruh Ojek Online, mereka mempersiapkan diri untuk mengikuti May Day dengan turun ke jalan dan membawa tuntutan yang dirumuskan bersama. Mereka membentuk aliansi  Jaringan Serikat Ojol (JSO). JSO adalah Aliansi Solidaritas antar-serikat pengemudi Ojol di Indonesia yang memfokuskan pada perjuangan kesejahteraan Ojol seluruh indonesia. Serikat yang tergabung di JSO adalah Serikat Pengemudi Roda Dua (SERDADU) dari Kota Serang, Serikat Demokrasi Pengemudi Indonesia (SDPI) dari Kota Sukabumi dan Serikat Pengemudi Angkutan Indonesia (SEPETA) dari Kota Tangerang.

***

Persiapan May Day 2024 tidak hanya diramaikan dengan diskusi dan kosnsolidasi oleh serikat buruh, tapi juga mendapatkan atensi di media sosial. Poster-poster mengenai May Day yang menjelaskan kondisi kerja saat ini bertebaran di setiap media sosial dari Facebook, Instagram, Twitter, hingga Tiktok. Publikasi poster di media sosial, juga menjadi ruang diskusi ketika mereka merasa relate dengan poster yang mereka lihat.

Setiap orang saling berkontribusi dan mengambil perannya masing-masing, ada yang membuat poster dan ada pula yang bertugas mendistribusikannya. Setelah ditelusuri beberapa orang pembuat poster bukan hanya mereka yang tergabung dalam serikat buruh, tapi juga ada yang secara sukarela dan tidak meminta bayaran sepeser pun atau ada poster memang sengaja dibuat secara anonimous agar semua orang bisa terlibat menyebarkannya. Biasanya jika poster tanpa stempel organisasi lebih cepat tersebar, karena merasa tak ada yang memiliki sehingga tak sungkan untuk menyebarkan.

Patung Kuda, saksi antara parade dan Suara kemarahan

Pada 1 Mei, massa aksi terpusat di Jakarta bergantian berdatangan ke Patung Arjuna Wijaya atau kita sering sebut Patung Kuda. Sejak empat atau tiga tahun terakhir massa aksi May Day atau aksi besar nasional apapun tidak bisa mendekati Istana Negara. Jalan menuju istana diblokade oleh polisi, Massa aksi biasanya terhenti di Patung Kuda saja.

Pantauan di lapangan, massa aksi yang pertama datang dengan mobil komando dari aliansi Aksi Perempuan Indonesia. Massa aksi kurang lebih dua ratus orang dengan memakai dresscode warna merah berkumpul di depan patung kuda. Mereka berorasi di atas mobil komando (mobil pengeras suara).  Dalam orasinya mereka menuntut, penghapusan diskriminasi berbasis gender di dunia kerja, menuntut negara menghentikan eksploitasi sumber daya alam, eksploitasi tenaga kerja, pemberangusan gerakan buruh dan masih banyak lagi.

Tidak lama kemudian berdatangan massa aksi dari partai buruh, dan organisasi-organisasi underbouw-nya. Setelah mereka berorasi hingga ditutup dengan lagu kebangsaan mereka lanjut long-march ke Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta untuk melaksanakan May Day Fiesta.

Beberapa organisasi dan massa aksi berdatangan silih bergantian di depan Patung Kuda. Ada datang dengan mokom, ada juga yang hanya membawa megaphone. Seperti yang dilakukan oleh Jaringan Serikat Ojol dan serikat Federasi Sebumi. Mereka bergantian melakukan orasi dengan pengeras alat suara ala kadarnya. Meski demikian semangat tetap mereka membara mengalahkan suaranya. Setelah itu, Patung kuda berangsur sepi tanpa pengeras suara dari Mokom, hanya suara megafone yang terdengar.

Tidak lama kemudian, sekitar pukul 13.00 mobil Mokom dari KSBSI terparkir. Suara dari mobil Mokom terdengar kembali. Sangat terlihat sekali pergantian yang sangat cepat di Patung Kuda May Day pada tahun ini.

Massa aksi dari GEBRAK berangsur berdatangan dengan massa yang lebih banyak bersama mobil komandonya. Kabarnya mereka mendapatkan penghadangan ketika akan long march menuju Patung Kuda, dengan alasan kemacetan. Di Patung Kuda massa aksi GEBRAK terlihat kelelahan. Ada yang merebahkan badannya di bahu jalan, taman dan, ada yang bersandar kepada temannya.

Aliansi GEBRAK bergabung bersama Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB). Orasi-orasi disampaikan oleh pimpinan serikat buruh di atas mobil komando. Sesekali terdengar percakapan antar orator di atas mobil komando satu dengan yang lainnya. Mereka berebut dan mengatur siapa yang lebih dahulu menyampaikan orasi dan pidato politiknya.

Hingga pukul 17:45 orasi terus dikumandangkan di atas Mokom.  Tuntutan-tuntutan terus ditujukan kepada pemilik modal dan negara. Hingga akhirnya lagu internasionale diputarkan yang menandakan aksi telah selesai. Aksi massa May Day berakhir dengan menyalakan kembang api. Sembari memutar lagu Bella Ciao dan Jangan Kembali Pulang, massa aksi berikut Mokom meninggalkan Patung Kuda. Beberapa menit kemudian tiga mobil Tentara bertuliskan ‘YON ARHANUD 6/BAY’ beserta prajuritnya melintasi kerumunan massa aksi. Ratusan polisi bersiap berjaga diarah pintu Monas dengan mobil baracudanya. Melalui pengeras suara, mereka meminta massa aksi segera meninggalkan Patung Kuda.

Satu per satu Mokom dan massa aksi meninggalkan Patung Kuda. Sepanjang jalan pulang, salah satu Mokom memutar lagu: “Jangan kembali pulang, sebelum kita yang menang. Walau harus mati di medan juang. Demi rakyat ku rela berkorban”. 

***

Dibanding tahun-tahun sebelumnya May Day 2024 massa aksi tidak begitu banyak. Biasanya, massa aksi bisa memenuhi bundaran yang berada di depan Patung Kuda. Tahun ini massa aksi tidak terlihat memenuhi bundaran.

May Day tahun ini pun tak banyak massa aksi yang membawa sanak keluarganya. Sangat berbeda dengan May Day tahun-tahun sebelumnya yang membawa keluarga, bahkan keluarganya mengenakan baju organisasi, yang sudah pasti bertuliskan dengan panji-panji perjuangan. 

Saya berjalan pulang ketika semuanya berangsur meninggalkan titik aksi. Di jalan menuju pulang, beberapa anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjalan tepat di samping saya. Mereka menggenakan kaos serikat dengan celana biru. Mereka berjalan mengikuti massa aksi yang akan pulang ke Karawang. Sembari jalan kaki saya mencuri dengar obrolan beberapa anak SMP tersebut.”resep heueuhh aksi? (aksinya sangat menyenangkan ya?),” ujar anak SMP tersebut kepada temannya sembari jalan mengikuti rombongan massa aksi lainnya.

Sementara itu, di beberapa grup WhatsApp yang saya ikut, beberapa orang mengomentari diangkatnya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea yang ditunjuk sebagai Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan. Pengangkatan tersebut terjadi saat mereka melangsungkan May Day Fiesta di GBK. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pengangkatan Andi Gani Nena Wea tersebut atas kesepakatan teman-temannya di konfederasi.[]