Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Konfederasi KASBI berkesempatan menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya serikat buruh dan gerakan buruh untuk memimpin perjuangan di masa krisis. Dalam pidato politiknya yang disampaikan dalam Sidang Tahunan Presidential Council WFTU tahun 2024, Sunarno menggambarkan situasi krisis ekonomi yang semakin mendalam dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa besar seperti Pandemi Covid-19 hingga perang yang terjadi di berbagai belahan dunia semakin memperdalam krisis ekonomi yang pada akhirnya semakin menempatkan kaum buruh dan mayoritas rakyat dalam kesulitan hidup. Hal yang sangat berbeda dengan kaum pemodal yang justru mengambil keuntungan dari situasi pandemi dan perang yang terjadi.
Dalam pandangannya, Sunarno pun mencermati bagaimana kondisi krisis ekonomi semakin mendalam ini seringkali diiringi dengan semakin sempitnya ruang demokrasi bagi rakyat. Penguasa dan pemilik modal melalui berbagai cara, terutama dengan menggunakan aparatur negara, terus-menerus menerapkan kebijakan represi, intimidasi dan kriminalisasi kepada rakyat yang berani bersuara menentang kebijakan yang anti rakyat. Situasi ini terjadi di Indonesia, seperti halnya di berbagai belahan dunia yang lain.
Sunarno menambahkan bagaimana kapitalisme terus mempertahankan dominasinya atas kaum buruh dan rakyat dengan menerapkan kebijakan yang sangat merugikan kaum buruh dan rakyat. Dalam konteks Indonesia sendiri, kebijakan ini terlihat jelas dalam UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang disahkan secara penuh kontroversi. Penerapan kebijakan upah murah, konsepsi Easy Hiring Easy Firing, pemangkasan hak-hak dasar kaum buruh hingga eksploitasi brutal terhadap sumber daya alam merupakan kebijakan jahat dan anti rakyat yang dikandung dalam UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Sunarno juga menyoroti mengenai situasi buruh di industri digital dan gig ekonomi yang sangat minim perlindungan karena dianggap sebagai mitra dan bukan buruh.
Sebagai informasi tambahan, Sidang Tahunan Presidential Council tahun 2024 telah melahirkan beberapa resolusi yang sangat penting bagi gerakan buruh. Diantaranya:
- Resolusi dukungan perjuangan bagi rakyat Palestina yang sedang menghadapi agresi dan genosida dari pihak Israel. Hal ini seiring dengan sikap WFTU yang menyatakan dukungan kemerdekaan bagi rakyat Palestina dengan ibukota Yerusalem.
- Resolusi dukungan bagi rakyat Kuba dengan menyerukan penghentian segera dan tanpa syarat blokade ekonomi terhadap Kuba.
- Resolusi dukungan bagi negara-negara dimana rakyatnya menjadi korban dari kebijakan internasional yang tidak adil dan blokade ekonomi.
- Resolusi mengenai keuangan dan iuran anggota WFTU
- Rencana detail dari keseluruhan resolusi ini selanjutnya dituangkan dalam Action Plan 2024.
Selanjutnya, Sunarno menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi gerakan buruh dan serikat buruh progresif selain semakin meningkatkan pengorganisiran dan menyuarakan perlawanan dengan lebih keras dan lebih luas. Sunarno mendorong WFTU sebagai federasi internasional mengambil peran yang signifikan dalam perjuangan melawan kapitalisme dan imperialisme.
Dalam penutup pidatonya politiknya, Sunarno mengutip puisi Wiji Thukul, seorang aktivis yang diculik semasa rezim Orde Baru, sebagai penyemangat perlawanan;
“Apa guna punya ilmu tinggi, kalo hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu.”
Apa Guna (Karya Wiji Thukul)
São Paulo-Brazil, 2 Maret 2024.
Jika Anda menikmati membaca cerita ini, maka kami akan senang jika Anda membagikannya!