MAJALAH SEDANE

Memuat halaman...

Sedane

Majalah Perburuhan

Everydays Low Rights: Kondisi Kerja Buruh dalam Rantai Pasok Walmart di Indonesia

Syarif Arifin
Beraktivitas di Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS)
Pengantar[1]
“Selama tiga tahun, sebagai buruh kontrak, saya selalu shift malam. Sebulan dibayar sesuai UMK dan didaftarkan ke Jamsostek. Tidak ada tunjangan lagi. Jika order sedang tinggi semua buruh diwajibkan lembur. Per jam dibayar hanya dibayar Rp 15 ribu. Lembur mati. Sebagian besar buruh adalah perempuan. Gak ada cuti haid. Perempuan kena shift malam, tapi gak dapat jemputan. Sehingga sering dengar perempuan kena rampok ketika pulang kerja malam.”  (Abdi, buruh pembuat pakaian untuk Walmart di  PT Ghim Li Indonesia, November 2014)
Walmart adalah sebuah toko yang berpusat di Amerika Serikat. Dengan slogan everyday low price, perusahaan yang didirikan sejak 1962 tersebut, menjual barang dari pakaian, alat-alat rumah tangga hingga bahan makanan. Walmart memiliki 8970 toko di empat belas negara dengan jumlah 65 ribu pemasok. Total orang yang bekerja di Walmart mencapai 2,1 juta, pada 2010. Setiap akhir pekan jumlah orang yang berbelanja mencapai 100 juta di seluruh dunia. Hasilnya, pada 2002, penjualan global Walmart mencapai 246,5 miliar dolar AS. Pada 2010, pendapatan Walmart meningkat menjadi 419 miliar dolar AS.[2]
Walmart pernah menancapkan kakinya di Indonesia di Lippo Karawaci Tangerang bekerja sama dengan PT Multipolar Crop, pada 1996. Toko Walmart ditutup menyusul krisis ekonomi 1997/1998.
Meski tidak terdapat tokonya, Walmart menjalin kerjasama langsung dengan beberapa pabrik di Indonesia. Pemesanan barang untuk diperjualbelikan di toko-toko Walmart biasanya dituangkan dalam sebuah perjanjian kerjasama dagang yang disertai dengan kode etik bisnis. Walmart pun tercatat sebagai salah satu donor Better Work Indonesia International Labor Organisation (BWI ILO). BWI ILO bertugas memberikan nasehat kepada perusahaan-perusahaan pemasok agar mematuhi peraturan perundangan di Indonesia.[3] Kode etik bisnis maupun asistensi dari Better Work ditenggarai merupakan trik agar para pemasok mendapat order yang berlimpah dan pemilik merek mendapatkan barang berkualitas dan murah.[4]
Jumlah toko, pemasok, dan pendapatan Walmart kian menggurita seiring program liberalisasi perdagangan. Walmart ibarat tengkulak atau bandar yang memotong rantai sirkulasi barang dan kemudian menjual barang eceran secara langsung kepada konsumen. Keberhasilan Walmart tidak hanya ditopang oleh inovasi dan kecemerlangan manajemen, namun dilakukan dengan memangkas hak-hak dasar buruh di toko-tokonya maupun di pemasoknya. Walmart mempekerjakan buruh dalam jam kerja yang panjang, menekan pemasok untuk membayar buruh secara murah, dan membasmi keberadaan serikat buruh (Anderson, 43: 2005). Pengajar Universitas Harvard Robert Greenwald, dalam film Walmart: The High Cost of Low Price (2005) mengilustrasikan bahwa Walmart telah membangkrutkan warung-warung kecil.
Pabrik-pabrik manakah yang membuat produk untuk Walmart? Bagaimana kondisi kerja di pabrik pemasok Walmart Indonesia?
Tulisan ini akan melihat kiprah industri pakaian jadi yang menjual barangnya di toko Walmart.
 
Industri Pakaian Jadi dan Walmart di Indonesia
Pakaian jadi merupakan salah satu industri yang diintegrasikan secara global, sejak zaman Soeharto. Konsekuensi umum dari pengintegrasian tersebut adalah tergusurnya kemampuan dan teknologi yang melekat dalam pembuatan pakaian jadi berupa kemampuan merajut dan menenun. Di kurun 1970-1980, negara-negara yang memegang lisensi merek dagang Nike, Adidas, Clark, Timberland, Echo, dan Fortuna, seperti seperti Korea Selatan dan Taiwan, memindahkan pabriknya ke Indonesia. Di tahun-tahun tersebut, asosiasi pengusaha, seperti asosiasi persepatuan Indonesia (Aprisindo) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mulai beroperasi.
Dewasa ini industri pakaian jadi terbagi dalam berbagai subsektor. Ada industri serat, pemintalan, penenunan dan perajutan, umumnya disebut dengan industri tekstil. Bahan-bahan kimia industri tekstil seperti surfaktan, dan zat-zat penganji dan pewarna, rata-rata dipasok dari luar seperti China, Korea, Taiwan, dan Jepang. Di segmen lain adalah industri perakitan dan penjahitan. Bagian ini memerlukan kemampuan khusus. Bagian ujung dari proses produksi industri pakaian jadi adalah industri pengemasan, pergudangan dan distribusi. Di antara pergudangan dan distribusi terdapat sistem pengiriman, yang melibatkan agen-agen ekspor.[5]
Saat ini jumlah TPT diperkirakan mencapai 3.000 perusahaan, sebanyak 50 persen di antaranya berorientasi ekspor, memproduksi merek-merek ternama, dan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dari jumlah tersebut, sekitar 55 persen berada di Jawa Barat. Sisanya tersebar di Jawa Tengah, DKI Jakarta, Banten, dan Batam.
 
Profil Industri TPT Indonesia

Subsektor Jenis Produk Teknologi Pasar Produk Investasi
Serat Serat alam, serat buatan Tinggi Domestik PMA: Jepang, India, Austria
Pemintalan Benang Tinggi Domestik dan Ekspor PMA: Jepang & India; PMDN
Pertenunan Kain Rendah Domestik & ekspor PMDN
Garmen Pakaian Rendah Ekspor PMDN & PMA: Korea Selatan, HongKong

Departemen Perindustrian, 2007
Industri TPT menyerap 15,8 persen lapangan kerja dari industri manufaktur dengan surplus ekspor selalu di atas 5 miliar dolar AS. Jumlah orang yang bekerja di industri TPT berkisar antara 1,5 juta sampai 2,5 juta orang. Industri garmen skala besar dan menengah menyerap sekitar 500 ribu orang.
 
Struktur industri dan jenis modal TPT

Sektor Subsektor tenaga kerja Karakter Biaya
Hulu Membuat serat/fiber (buatan/alami), pemintalan (spinning)
benang (unblended dan blended yarn).
Jumlah tenaga
kerja realtif kecil dan output pertenagakerjanya besar
Padat modal, full automatic, berskala besar. Industri fiber: Bahan baku 55 persen, energi, 25 persen, tenaga kerja 6 persen, depresiasi 6 persen, suku bunga 4 persen, administrasi dan pemasaran 3 persen
Menengah Penganyaman (interlacing) benang menjadi kain mentah lembaran (grey fabric), melalui proses pertenunan (weaving) dan rajut (knitting) yang kemudian diolah lebih lanjut melalui proses pengolahan pencelupan (dyeing), penyempurnaan (finishing) dan pencapan (printing) menjadi kain-jadi. Jumlah tenaga kerjanya lebih besar dari sektor industri hulu. Semi padat modal, teknologi madya dan modern – berkembang terus. Industri weaving. Bahan baku 56.5 persen, energi 14,4 persen, tenaga kerja 13,3 persen, depresiasi 2,1 persen, suku bunga 6,4 persen, administrasi dan pemasaran 7,4 persen
Hilir industri manufaktur pakaian jadi (garment) termasuk proses cutting, sewing, washing dan finnishing yang menghasilkan ready-made garment. Sektor ini terdiri dari perusahan kategori menengah kecil. Paling banyak menyerap tenaga kerja Lebih banyak menggunakan tenaga manusia Garmen. Bahan baku 57,7 persen, energi 1,3 persen, tenaga kerja 27,1 persen, depresiasi 1,4 persen, suku bunga 2,4 persen, administrasi dan pemasaran 10,2 persen

Sumber. Kementerian Perindustrian 2011 dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia. diolah.
Dalam industri TPT terdapat istilah-istilah yang dipertukarkan; industri pakaian jadi, industri apparel, serta industri tekstil dan produk tekstil. Kementerian Perindustrian menggunakan istilah ‘tekstil dan aneka’ untuk menyebut tekstil, produk tekstil, kulit dan sepatu. Kalangan pengusaha menggunakan istilah ‘pertekstilan’, untuk memayungi kegiatan industri tekstil dan produk tekstil di luar industri alas kaki. Serikat-serikat buruh mengorganisasikan buruh-buruh di sektor tekstil dan produk tekstil dengan federasi garmen dan tekstil, federasi aneka industri, dan federasi tekstil, sandang dan kuli (TSK).[6]

Perusahaan raksasa berdasarkan pendapat dan jumlah buruh[7]

retailerBeberapa tahun lalu, Greenpeace mengecam Walmart karena menjual produk Sinar Mas Grup yang telah merusak hutan Indonesia. Walmart pun dikecam karena memasarkan busana yang dibuat dengan mengandung racun berbahaya yang dapat menyebabkan kanker dan gangguan hormon.
Salah satu pabrik yang memajang produknya di toko Walmart adalah PT Mattel. Produk itu adalah barbie, hotwheels, dan monster high. Perusahaan yang berlokasi di kawasan industri Jababeka Bekasi Jawa Barat tersebut mempekerjakan 8000 sampai 10.000 buruh. Sebagai salah satu perusahaan yang memasarkan produknya di Walmart, Mattel semakin diuntungkan dengan kebijakan industri dan perburuhan Indonesia. Kawasan Jababeka, tempat bercokolnya PT Mattel, ditetapkan sebagai lokus MP3EI pada 2011, dan ditetapkan sebagai kawasan obyek vital nasional, pada 2012.
Sementara itu, kondisi kerja di PT Mattel semakin memburuk. Para buruh di bagian sewing menyebut tempat kerjanya sebagai ‘Neraka Mattel’, karena setiap hari harus berhadapan dengan cacian dan bentakan pengawas untuk mencapai target produksi yang di luar batas kemampuan manusia. Buruh perempuan lajang PT Mattel diberikan dua pilihan tinggal di asrama dengan sejumlah peraturan yang mengikat atau ditinggal di luar dengan tetap dikenai potongan Rp 150 ribu per bulan.[8]
Pemasok Walmart lainnya adalah PT Crystal Garment di Tangerang Banten. Anak usaha Makalot Grup tersebut, membuat celana, piyama, baju dengan merek Old Navy, Kohls, Ekolot, dan Walmart. Sejak beroperasi, 21 Januari 2002, perusahaan mendiskriminasikan buruhnya dalam variasi status kerja: 414 buruh tetap dan 250 buruh kontrak. Semuanya bekerja di bagian produksi. Dengan alasan tidak ada alokasi lebih dari buyer untuk membayar upah minimum yang terus meningkat perusahaan menutup pabriknya pada 2014.[9] Jika buruh-buruh kontrak diputus kontrak tanpa kompensasi, buruh tetap hanya menerima 75 persen kompensasi dari ketentuan perundangan.[10] Karena Makalot Grup memiliki pabrik di provinsi lain yang upahnya rendah, muncul dugaan bahwa order produksi dipindahkan ke anak perusahaan lain.[11]
Dalam industri garmen, merek yang biasa dipesan Walmart kepada pemasoknya, yaitu, Faded Glory, Nobo (no boundaries), White Staq, Your Zone, dan Main Stay. Tiga merek pertama merupakan produk pakaian jadi, sisanya untuk perlengkapan rumah tangga. Di bagian ini kita akan memberikan perhatian kepada perusahaan yang mendapatkan order secara langsung dari Walmart di sektor pakaian jadi.
Agak berbeda dengan pabrik-pabrik otomotif yang memegang merek tunggul, industri pakaian jadi memasok lebih dari satu merek. Di satu pabrik pemasok tak kurang dari tiga hingga delapan merek yang diproduksi. Selain memproduksi merek-merek untuk Walmart, dikerjakan pula merek lain, seperti H&M, JC Penney, Sears, Nike, Adidas, dan lain-lain.
 
10 Merek Pakaian yang Dibuat di Indonesia

No Merek Asal negara
1 Walmart Amerika Serikat
2 Mark and Spencer Inggris
3 Adidas Jerman
4 Calvin Klein Amerika Serikat
5 J. Crew Amerika Serikat
6 Nike Amerika Serikat
7 H&M Swedia
8 Zara Spanyol
9 GAP Amerika Serikat
10 Levi’s Amerika Serikat

Hubungan Walmart di Indonesia, termasuk para pembeli internasional lainnya, seiring dengan dibukaluasnya Indonesia untuk investasi asing dan meningkatnya kebutuhan terhadap tenaga kerja para pemilik lisensi, seperti Taiwan, dan Korea Selatan.[12] Selain itu, penghubung antara pemasok dengan Walmart melalui tahapan packaging dan pengiriman.
 
Perusahaan Pemasok Walmart

 Pabrik Tahun berdiri dan lokasi Brand Jumlah buruh Status
PT Sritex Jawa Tengah JCPenney, Breshka, Timberland, Sears, Wal-Mart, GUESS, Quicksilver, Gymboree, Charles Vogele, Okaidi, dan seragam NATO 15.000-20.000 Masih memproduksi untuk Wal-Mart
PT Ghim Li 2005 di Batam Kepulauan Riau Faded Glory, Secret Treasure, No Boundary, Old Navy, Xhilaration, Circo, C9, Foot Locker, Lady Foot Locker, Les Affaires, Oistein, Fashion Bug, Catherines, Bobbie Bookes 5000-6000 Masih memproduksi untuk Wal-Mart
PT Best Bintan Apparel 1990 di Bintan Kepulauan Riau Faded Glory, Secret Treasure, No Boundary, Old Navy, Xhilaration, Circo, C9, Foot Locker, Lady Foot Locker, Les Affaires, Oistein, Fashion Bug, Catherines, Bobbie Bookes   Masih produksi untuk Walmart
PT Olympic  Garment Internasional Kawasan Berikat Nusantara Jakarta Utara GAP, JC. Penney, J.Crew, dan B Three 800-1000 Produksi Wal-Mart berakhir sekitar 2010
PT Crystal Garment 2002 Tangerang Berskha, Ekolot, Walmart 600-700 Tutup pada 2012
PT Kaho Indah Garment Kabupaten Bekasi Adidas, Nike   Produksi Wal-Mart berakhir sekitar 2005
PT Pan Brothers
 
 
Tangerang Banten Calvin Klein, J. Crew, Tomy Hilfiger, Adidas, Nike, H&M, Kate Spade, The North Face, Salomon   Tidak ada Walmart sejak 2005
PT Pancaprima Eka Brothers—anak usaha Pan Brother Tangerang, Boyolali, Sragen, dan Sukabumi Under Armour, Arcteryx, Jack Wolfskin, H&M. Adidas, Nike, Salomon, dan The North face 20.000-21.000 Tidak ada Walmart sejak 2005
PT Sinar Gaya Busana Bekasi Nike, Adidas 2000 Tidak ada Walmart
PT Kukdong International
 
Bekasi Nike, Reebok, JC Penney, Walmart 1000-1500 Masih produksi Walmart
PT Liebra Permana 1977 di Bogor Jawa Barat Victoria‘s Secret, La Senza, JC Penny 2000-3000 Tidak ada Walmart sejak 2005
PT Manito World Sukabumi Jawa Barat Walmart, Target, Khols, H&M, JC Peni, Polo. 2000  
PT Dua Sekawan Respati Kantor pusat (Jakarta). Pabrik Sukabumi Adidas, Reebok, dan Puma 5000  

Diolah dari berbagai sumber.
Jalur pengiriman barang dagangan umumnya menggunakan jalur laut. Dari seluruh jalur pengiriman pedagangan dunia, sekitar 85 persen menggandalkan menggunakan jalur laut, dan 90 persen perdagangan Indonesia menggunakan jalur laut. Di sinilah nilai penting integrasi sistem logistik dan pelabuhan bagi iklim investasi.

Perbandingan besaran CHC dan THC serta produktivitas di beberapa Pelabuhan di Asia[13]

pelabuhan
Pemasok Walmart di Batam: Studi Kasus PT Ghim Li Indonesia
Kota Batam Kepulauan Riau adalah salah satu wilayah dipersiapkan untuk mendatangkan investasi. Pulau yang tidak jauh dari Singapura dan Malaysia ini, telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, melalui peraturan pemerintah nomor 46 pada 2007. Kota yang pada 1973 dibuka untuk basis logistik dan operasional industri minyak dan gas bumi Pertamina tersebut, ditingkatkan derajatnya sebagai hub global, sebagaimana tercantum dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Hub global akan menghubungkan koridor ekonomi Sumatera dengan pasar luar.
Berbeda dengan kawasan industri, kawasan perekonomian terpadu (KAPET), dan kawasan berikat, FTZ memiliki banyak keunggulan berupa insentif fiskal pembebasan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah (PPnBM), cukai, kelonggaran kepemilikan hingga 99 persen, izin investasi selama 30 tahun dan dapat diperpanjang, hak sewa lahan hingga 80 tahun dan dapat diperpanjang; serta prosedur ekspor-impor yang mudah, tidak ada pajak ekspor/impor untuk mesin, peralatan, suku cadang, dan bahan baku; fasilitas GSP (generalized system of preferences) dengan 33 negara donor, dan juga tarif preperensial yang efektif berlaku untuk negara-negara ASEAN; dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dengan 56 negara.
Per 2012, lebih dari 1.676.78 kilometer jalan raya beraspal telah menghubungkan semua pusat kegiatan di Batam. Batam memiliki empat lokasi pelabuhan untuk melayani kapal kargo dan enam lokasi terminal penumpang feri. Pelabuhan terbesar terdapat di Kabil dengan daya tampung 35.000 DWT (Dead Weight Ton) dan ditingkatkan hingga 150.000 DWT. Bandara internasional Hang Nadim memiliki landasan pacu 4,025 kilometer sebagai landasan terpanjang di Indonesia. Landasan itu melayani pesawat besar dan pesawat kargo. Setiap harinya menerbangkan 18 pesawat ke Jakarta, dan 252 penerbangan mingguan ke kota besar lainnya di Indonesia. Gedung terminalnya 31.500 meter persegi dan akan diperluas hingga 88.000 meter persegi. Kebutuhan listrik dipasok oleh perusahaan listrik negara dan perusahaan listrik swasta. Gas dipasok oleh perusahaan gas negara. Kebutuhan air dengan kapasitas 4.440 liter/detik dipasok dari enam waduk buatan yang telah dibangun di sekeliling pulau. Di Batam tersedia 58 hotel dan resort dan enam lapangan golf bertaraf internasional.
Baru-baru ini Batam telah menyiapkan 150 hektare lahan untuk perawatan pesawat terbang. Sementara itu, Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar pun sedang diperluas supaya memiliki kapasitas 650.000 TEUS dan proyek waduk air bersih di Tembesi sedang dikerjakan. Proyek-proyek tersebut ditargetkan akan selesai lima tahun ke depan.
Setiap tahun investasi di Batam berdatangan. Misalnya, pada 2013 sebanyak 10 perusahaan asing telah mengucurkan dana sebesar 121,87 juta dolar AS. Menurut BP Batam, terdapat lebih dari 4000 perusahaan asing dan lebih dari 10.000 perusahaan lokal, yang tersebar di 24 kawasan industri yang dikelola oleh para pemilik kawasan.[14]
Pemerintah Kota Batam membagi kawasan industri menjadi dua, yakni kawasan industri ringan dan kawasan industri berat. Kawasan industri ringan merupakan industri pengolahan, industri elektronika, industri garmen, industri plastik dan lainnya. Kawasan industri berat terdiri dari industri galangan kapal, industri fabrikasi, industri baja, industri logam dan lainnya. Kawasan industri berat terdiri dari Kabil Industrial Park, Seafront Industrial City, Sekupang Makmur Abadi.
Secara umum, problem perburuhan di Batam tidak berbeda jauh dengan perburuhan di daerah-daerah lain. Pertama, hubungan kerja kontrak dan outsourcing. Pada 2007, jumlah tenaga kerja di Batam mencapai 240.509 orang yang sebagian besar didatangkan dari luar Batam, terutama dari Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara Barat dan Timur. Rerata tenaga kerja didatangkan oleh perusahaan penyelenggara jasa pekerja (outsourcing). Per April 2010, terdaftar 56 perusahaan penyelenggara jasa pekerja (PPJP), yang tergabung dalam Asosiasi Lembaga Penempatan dan Perusahaan Penyedia Jasa. Dengan mempertimbangkan pemasok tenaga kerja di luar Batam dan pemasok tenaga kerja ilegal, jumlah pemasok tenaga kerja diperkirakan lebih besar. Agen-agen outsourcing mudah ditemui di galangan kapal Tanjung Uncang Kota Batam. Buruh dipekerjakan dengan kontrak melanggar aturan dapat ditemui dalam PT Yee Wo Indonesia dan PT Ghim Li Indonesia.
Kedua, upah minimum dan ketidakcukupan upah. Sebuah survei yang dilakukan oleh sebuah media massa di Batam, Haluan Kepri, menyebutkan, upah minimum yang diterima buruh lajang setiap bulannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dari 500 buruh yang disurvei, 350 menyatakan upah mereka cukup 20 hari. Supaya cukup, para buruh hanya makan dua kali dalam sehari dan mengurangi nilai asupan konsumsi. Para buruh kerap hanya makan telur, ikan asin, atau sepotong ayam dan mie instan. Untuk menambah upah para buruh melakukan penambahan jam kerja, berupa lembur; atau bekerja sampingan seperti, jadi tukang ojek, berjualan dan menjadi guru private dan lainnya. Ada pula buruh yang meminta bantuan dari keluarga (Haluankepri.com, 21/12/2011).
 
Perbandingan UMK Kota Batam dan KHL

Tahun KHL Hasil Survei (Rp) KHL Kota Batam yang ditetapkan (Rp) UMK Kota Batam (Rp)
2007   1.029.438 Rp860.000
2008   1.026.793 Rp960.000
2009   1.072.258 Rp1.045.000
2010 1.308.160 1.350.000 Rp1.110.000
2011 1.302.992 1.288.908 Rp1.180.000
2012 2.030.191 1.302.992 Rp1.310.000
2013 2.173.970 1.900.000 Rp 2.040.000
2014   2.172.973 Rp2.422.096

Sumber: Dinas tenaga kerja kota batam, diolah.
Segi lain tentang pengupahan adalah kepatuhan pengusaha untuk menjalan ketetapan upah minimum. Termasuk dalam siasat mengupah buruh semurah-murahnya adalah mempertahankan buruh dalam status buruh kontrak. Contoh kasus pelanggaran upah di bawah upah minimum dapat ditemukan dalam kasus di PT Royce Enterprise, sebuah perusahaan furniture. Di perusahaan tersebut, selain kontrak yang bertahun-tahun, buruh diupah sebesar Rp1.530.000 per bulan padahal UMK Batam Rp2.040.000. Sementara kasus mempertahankan status kontrak dan upahnya hanya upah minimum dapat ditemukan dalam kasus PT Drydock Nan Indah Shipyard, meskipun buruh telah bekerja 12 tahun.
Ketiga, relokasi dan perusahaan tutup. Sejak 2000, data konservatif pemerintah menyatakan, di kawasan Batamindo terdapat tujuh penanaman modal asing yang telah menghentikan operasi pabriknya. Total buruh yang kehilangan pekerjaan mencapai 20 ribu. Pada September 2014, Disnakertrans menyebutkan 10 perusahaan yang tutup dengan jumlah buruh yang dikorbankan sekitar 3000 orang (Bisnis.com, 14/9/2014). Informasi dari aktivis buruh galangan kapal menyatakan, nyaris setiap hari perusahaan galangan kalangan tutup secara tiba-tiba dengan meninggalkan kewajibannya kepada buruh.[15]
General Manajer Batamindo dan Disnaker Kota Batam menuduh bahwa penutupan pabrik tersebut diakibatkan oleh demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah minimum tahunan dan sepi pemesan pembeli internasional. Sementara Badan Pengusahaan (BP) Batam menyatakan, tidak beroperasinya beberapa perusahaan tersebut bukan disebabkan upah tapi oleh ketidakmampuan perusahaan bersaing di pasaran. BP Batam pun menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak pindah lokasi, tapi menggabungkan diri dengan perusahaan induknya (Tribunnews.com, 21/10/2014). Contoh kasus ini dapat ditemui dalam kasus PT Sun Creation Indonesia, yang terjadi pada Juni 2013. Manajemen perusahaan kabur dengan tidak membayar upah, tunjangan hari raya (THR), dan pesangon 732 buruh
Keempat, pemberangusan serikat buruh dan hambatan mogok. Dari 4000 4000 perusahaan diperkirakan hanya 200 perusahaan yang memiliki serikat. Berbeda dengan daerah-daerah di Pulau Jawa yang mengawali pembentukan serikat buruh dengan kelompok diskusi, partisipasi serikat buruh di Batam diawali pada kurun 2000-an.[16] Per 2010, serikat-serikat buruh menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Pengusaha Batam di hadapan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kepolisian daerah Kota Batam. Serikat-serikat yang terlibat di antaranya, KSPSI, FSPMI, dan SBSI. Mereka menyepakati Batam sebagai zero demo. Dengan nota tersebut, serikat dan pengusaha bersepakat bahwa persoalan buruh harus mengutamakan jalur perundingan di lembaga bipartit dan tripartit.
Oktober 2014, Apindo Kepulauan Riau membentuk Garda Bima Sakti. Garda Bima Sakti merupakan gabungan satuan-satuan pengamanan perusahaan yang dilatih langsung oleh Yonif 134/TS. Satuan tersebut, seperti dipaparkan oleh Ketua Apindo Batam ditujukan untuk menghadapi para buruh yang melakukan demonstrasi di Batam, memperjuangkan kepentingan pengusaha, dan menciptakan iklim investasi yang kondusif (Tribunnewbatam.com, 1/10/2014). Pemberangusan serikat buruh dilakukan oleh Managing Direkctor Nissin Kogyo dengan cara meminta seluruh pengurus serikat mengundurkan diri, setelah serikat mengorganisasikan mogok kerja menuntut perubahan status kerja. (kepripolitik.com, 27/5/2013).
Kasus-kasus ketenagakerjaan di Kota Batam terus menyeruak. Banyak yang menduga, persoalan di kawasan ekonomi khusus itu telah berlangsung lama. Sebagaimana seperti diperlihatkan berbagai penelitian, Kota Batam tidak memberi kontribusi siginifikan bagi penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan pemenuhan hak-hak dasar buruh. Faktor utamanya, jenis industri yang dominan beroperasi berteknologi rendah, ketergantungan tinggi terhadap impor bahan baku, menjadi mata rantai produksi pemasok ekspor, dan menjadi transaksi barang-barang ilegal (Burmasyah, 2009).
 
Ghim Li, Walmart dan Pelanggaran Hak Dasar Buruh
PT Ghim Li Indonesia adalah salah satu yang menikmati berkah insentif di Batam. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Tunas itu, memproduksi pakaian jadi merek Aeropostale, Faded Glory, Secret Treasure, No Boundary, Old Navy, Xhilaration, Circo, C9, Foot Locker, Lady Foot Locker, Les Affaires, Oistein, Fashion Bug, Catherines, Bobbie Bookes. Pelanggannya adalah Aeropostale, Eddie Bauer, Foot Locker, K-Mart/Sears, Macy’s, Mervyn’s, Target, Walmart, Li & Fung Grup, Belk, Sears Roebuck, GAP, AMC Target, Bonton, Hanes Brand Inc, Russel, Abercrombie & Fitch, Land’s End, Blair, Pacific Sunwear and New Balance. Pertengahan 2013, jumlah merek yang diproduksi berkurang, kecuali untuk merek Aeropostale dan Walmart.[17]
PT Ghim Li Indonesia merupakan anak usaha Ghim Li Industries Technology (GLIT) Holding, Pte Ltd. GLIT berdiri pada 1977 di Singapura, sebagai kantor pusat. GLIT juga mendaftarkan sahamnya di Australia. Kantor pemasarannya di Hongkong dengan nama Ghim Li Global International Ltd dan di Amerika Serikat dengan nama Ghim Li Enterprise Inc. Amerika Serikat adalah pasar utama Ghim Li. Selain itu, produk Ghim Li pun dipasarkan di Kanada dan Timur Tengah. Hasil produksi Ghim Li dikirim melalui Singapura, setelah melalui Pelabuhan Kabil.
Rantai nilai produksi Ghim Li terdiri dari penelitian, desain dan pengembangan, pengadaan barang, pengolahan barang, dan pengelolaan rantai produksi.[18] Ghim Li memiliki fasilitas produksi di enam negara, yaitu di Brunei Darussalam dengan nama Jati Freedom Textile Sdn Bhd, di China dengan nama Ghim Hong Fashion, di Kamboja dengan nama Ghim Li Cambodia Pte. Ltd., di Malaysia dengan nama Ghim Li Fashion (M) Sdn Bhd, Singapura dengan nama Maxime Technology Pte Ltd., dan Sri Lanka dengan nama Ghim Li Lanka Pvt Ltd.. Secara keseluruhan, Ghim Li memproduksi pakaian jadi, yaitu pakaian tidur, pakaian santai, pakaian harian. Ghim Li memiliki merek sendiri, yaitu Les Affaires. Lihat tabel Apparel Knit.[19]
Ghim Li menyebut dirinya, A Global Textile and Apparel Supply Chain Manager,[20] dengan mempekerjakan lebih dari 15 ribu orang,[21] dengan 250 jalur produksi yang telah memproduksi 65 juta potong rajutan pakaian per tahun. Ghim Li mengklaim berkomitmen untuk mematuhi praktik bisnis yang etis, berkelanjutan, dan memenuhi standar internasional.
PT Ghim Li Indonesia beroperasi pada 2005 di atas lahan 36504 meter per segi dengan mempekerjakan 5823-6000 orang. 100 orang di antaranya merupakan tenaga kerja asing.[22] Pekerjaan di PT Ghim Li sekitar 54 persen merupakan kegiatan menjahit. PT Ghim Li menggunakan pola dua shift kerja. Dengan pola pergantian kerja demikian, sangat dimungkinkan Ghim Li menggunakan skema lembur paksa untuk mencapai target produksi.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 3800 buruh adalah buruh kontrak yang dikontrak di atas dua kali selama lebih dari 3 tahun. Umumnya, buruh mengalami putus kontrak setelah dua kali kontrak. 90 persen buruh perempuan dan telah berumah tangga. Rata-rata Buruh didatangkan dari Bandung Jawa Barat, Medan, Palembang dan Lampung. Dengan demikian, perhitungan upah minimum yang dihitung berdasarkan kebutuhan lajang nyaris tidak dapat memenuhi kebutuhan buruh.

Shift pertama Shift dua
Senin-kamis       : 07:00 – 16:00 WIB
Istirahat  gedung A dan D : 12:00 – 13:00 WIB
Istirahat gedung B,C,dan E:11:00 – 12:00 WIB
Jum’at                  :               07:00 – 17:00 WIB
Istirahat          :   11:30 – 13:30 WIB
Senin-Jumat: 16.00 –01.00 WIB
Istirahat: 19.00—20.00 WIB

Awalnya, PT Ghim Li memiliki lima gedung: empat gedung produksi dan satu store. Pada 2012, terjadi perubahan fungsi gedung menjadi dua gedung produksi, 1 gedung packing, gedung sample,dan 1 gedung store.
Produktivitas PT Ghim Li Indonesia[23]

Produtivitas Keluaran harian Keluaran Bulanan
Jaket 1.80 lusin/sewer 540.000 potong
Short/long 4.00 lusin/sewer 960.000 potong
V/R/C kerah 2.40 lusin/sewer 600.000 potong
Polo/dress 2.50 lusin/sewer 780.000 potong

PT Ghim Li dilengkapi dengan mesin jahit yang modern dan fasilitas mesin cuci yang lengkap (house washing), yang terdiri dari 6 unit kapasitas 450 Ibs (location based services), 2 unit kapasitas 150 Ibs untuk sample, 6 unit extractor dan 15  unit dryer dengan kapasitas cuci 100 ribu lusin per bulan.
PT Ghim Li juga menguasai jaringan embroidery dan printing, yakni PT Yee Woo Indonesia. Jadi untuk pekerjaan membordir dan mencetak, Ghim Li memborongkan pekerjaannya kepada PT Yee Woo Indonesia. Total buruh di PT Yee Woo Indonesia 450 orang. Semuanya kontrak. Sementara untuk kepentingan pengepakan dan pengemasan, perusahaan memborongkannya ke PT HAB Batam Cartons. PT Yee Woo Indonesia dan PT HAB Batam Cartons berada di kawasan yang sama. Jaringan produksi tersebut menguntungkan karena mempercepat, mempermudah, dan mempermurah proses pengerjaan dan pengiriman barang.
Protes Buruh PT Ghim Li
Sejak PT Ghim Li berdiri, setidaknya ada empat kasus yang muncul. Pada 6 September 2005, buruh melakukan mogok di halaman perusahaan pada saat jam istirahat siang. Buruh menuntut tunjangan transpor, cuti haid, uang makan, dan uang kerajinan. Buruh pun menuntut agar perusahaan tidak melakukan pemecatan ilegal, yakni pemecatan yang dilakukan sepihak dan tanpa alasan yang jelas.
Pada 19 Maret 2011, buruh PT Ghim Li melakukan mogok di halaman perusahaan, pukul 08.00 pagi. Buruh menolak rencana manajemen yang akan memotong upah buruh periode Maret sebesar Rp 47 ribu per hari selama tiga hari.
Desember 2012, serikat buruh menuntut 3800 buruh kontrak diangkat menjadi tetap, karena bekerja di bagian inti produksi. Mewarnai persoalan tersebut adalah pemaksaaan lembur, cuti haid bagi perempuan, dan tunjangan. Kasus ini berakhir dengan pemecatan terhadap seluruh pengurus serikat, dan hanya 1000 buruh yang diangkat menjadi tetap dan buruh merekrut tenaga kerja baru dari luar Batam. Anggota serikat hanya tinggal puluhan orang.
Kasus lainnya adalah dugaan penghinaan terhadap buruh Indonesia oleh ekspatriat asal Filipina, Bunag Majesusa Vacual, pada 17 September 2013. Bunag yang menjabat supervisor Sewing di PT Ghim Li, menyatakan bahwa bangsa Indonesia pemalas, kepada salah satu buruh operator. Kali ini yang bereaksi adalah warga Batam, yang tergabung dalam Aliansi LSM Kota Batam.
Seluruh persoalan yang terjadi berbeda tahun tersebut mencerminkan buruknya situasi perburuhan di PT Ghim Li. Bagian ini akan menilik lebih jauh mengenai protes buruh mengenai buruh kontrak.
Kasus di PT Ghim Li diawali dengan keresehan umum di kalangan buruh, terutama para buruh di bagian penjahitan, mengenai kontrak yang berulang-ulang selama bertahun-tahun dan pemutusan kontrak secara tiba-tiba.[24] Tentu saja perusahaan diuntungkan dengan status buruh kontrak, karena terbebas dari kewajiban memperhitungkan masa kerja, yakni hanya membayar upah minimum. Dengan alasan bahwa perusahaan mengandalkan pada pesanan dari pelanggan, manajemen mempertahankan status buruh dalam kontrak yang berulang. Hal tersebut diperparah dengan adanya ‘lembur mati’ atau pemaksaan lembur dengan hanya dibayar Rp 15 ribu.
Meskipun para buruh didaftarkan kepada Jamsostek, di perusahaan tersebut tidak ada pergantian shift. Dengan demikian, buruh yang telah mendapat bagian shift dua akan selamanya bekerja sampai malam hari. Bahkan, buruh-buruh perempuan tidak mendapatkan hak cuti haid. Buruh-buruh perempuan yang bekerja di shift dua pun tidak mendapatkan jemputan. Di kalangan buruh seringkali tersiar kabar perempuan yang mengalami pelecehan seksual dan perampokan, setelah pulang kerja malam.[25] Perusahaan membayar sesuai upah minimum Kota Batam, tanpa disertai tunjangan-tunjangan lain, seperti tunjangan kehadiran, tunjangan masa kerja, dan tunjangan shift.
Di perusahaan tersebut, telah ada serikat buruh yakni Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), namun tidak efektif. Sehingga tidak ada perjanjian kerja bersama (PKB). Pada akhirnya, di awal Desember 2012 para buruh mendirikan serikat baru, berafiliasi kepada federasi serikat pekerja metal Indonesia aneka industri (FSPMI AI).
Dengan serikat yang baru didirikan, buruh menegosiasikan mengenai kontrak kerja yang berulang-ulang. Para buruh meyakini bahwa perusahaan telah melanggar peraturan mengenai perekrutan dan pemekerjaan buruh kontrak. Selama enam bulan, buruh melakukan protes terbuka di depan perusahaan, di kawasan industri tunas, di dinas tenaga kerja, dan di dewan perwakilan rakyat.
Setelah diancam akan melakukan mogok enam bulan, manajemen PT Ghim Li bersedia mengangkat buruh kontrak menjadi tetap, yang dituangkan dalam Perjanjian Bersama (PB). Namun, perjanjian tersebut diingkari. Perusahaan hanya bersedia mengangkat buruh bukan hanya berdasarkan kontrak dan masa kerja, tapi juga berdasarkan produktivitas dan dilakukan secara bertahap. Hasilnya, hanya beberapa buruh yang menjadi buruh tetap, sementara 600 buruh diputus kontrak. Semua yang diputus kontrak adalah anggota serikat.
Serikat buruh pun melakukan protes lagi dan mengadukan kasusnya ke Disnakertrans Kota Batam. Disnakertrans Kota Batam mengeluarkan anjuran supaya manajemen perusahaan mengangkat buruh yang dikontrak dengan melanggar aturan. Namun, perusahaan mbalelo. Akhirnya, serikat buruh menggalang aliansi dengan buruh dari perusahaan lain serta melakukan mogok di kawasan Tunas.
Buruh pun memaksa DPRD Kota Batam agar memanggil PT Ghim Li dan segera mengangkat buruh kontrak. Pertemuan dengan DPRD berhasil menandatangani PB lagi, namun manajemen tetap menolak untuk menjalankannya.
Akhir Juli 2013, serikat buruh melakukan aksi protes dengan tuntutan agar perusahaan menjalankan PB. Aksi tersebut dibubarkan oleh organisasi preman. Di lain pihak, organisasi tingkat atasnya menyebutkan bahwa aksi buruh tanpa ‘restu’ organisasi.
 
Penutup
Sebagai salah satu mata rantai pemasok industri garmen global, Indonesia bersama dengan negara Asia lainnya berada di ujung sistem produksi, sekaligus menjadi jantungnya produksi. Dalam sistem produksi global pula, Pemerintah Indonesia menempatkan diri sebagai ‘pelayan’ yang menyediakan berbagai kemudahan investasi, namun tidak memiliki kepastian bahwa investasi akan membantu meningkatkan pendapatan nasional dan menyediakan lapangan kerja yang berkualitas. Pemerintah Indonesia dengan sungguh-sungguh membuka jalur-jalur distribusi dan lokasi produksi dengan berbagai kemudahan investasi, termasuk mengurangi hak-hak dasar buruh. Namun, tidak ada jaminan bahwa investasi akan memenuhi hak-hak dasar buruh.
Seperti diilustrasikan oleh Barbara Ehrenreich,[26] menyerang Walmart merupakan salah satu pertarungan terpenting di Abad 21. Setiap tahun kekayaan Walmart meningkat dengan membasmi serikat buruh, memaksa buruh bekerja dalam jam kerja yang panjang, membiarkan dan menekan pemasok tidak memenuhi hak dasar buruh, dan mencaplok peritel tradisional. Naomi Klein menyebutkan, Walmart mengalahkan para pesaingnya dengan menekan pemasok agar menjual barang lebih murah atau tidak memasok kepada pedagang lain.[27] Namun, contoh perlawanan buruh-buruh PT Ghim Li mengajak kita untuk memikirkan ulang seluruh struktur dan bentuk perlawanan serikat buruh yang lebih relevan di zaman rantai pasokan global. Mobilitas modal dan fleksibilitas hubungan kerja akan sangat sulit dihadapi dengan bertumpu pada pengorganisasian karyawanisme dan rundingisme pabrikan.
____________________________________
[1] Versi lengkap tulisan in idapat diunduh di sini: Riset Walmart

[2] Change Is Possible at Walmart. Job With Justice. Dokumen People Tribunal Indonesia. AFWA Indonesia. 2016
[3] Better Work Indonesia (BWI) merupakan hasil kerjasama International Labour Organisation (ILO) dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC). Selain didanai oleh para pemilik merek, Better Work Indonesia didanai pula Pemerintah Australia melalui AUSAID (Australian Agency for International Development), The United States Departement of Labor (Departemen Perburuhan Amerika Serikat) dan Netherlands Ministry of Foreign Affairs (Kementrian Luar Negeri Belanda).
[4] Salah satu laporan BWI ILO dinamai dengan ‘Sintesa Kepatuhan’. Dari laporan tersebut, berbagai pelanggaran pidana dan perdata oleh perusahaan-perusahaan pemasok sekadar dianggap sebagai ‘ketidakpatuhan’, bukan pelanggaran sistematis terhadap peraturan perundangan.
[5] Proses produksi pakaian jadi dikutip dari, Tinjauan Rantai Nilai Industri: Komponen Otomotif, Furitur dan Garmen. Usaid, KKPOD, dan Senada. 2007
[6] Penamaan tersebut hanya berlaku bagi serikat buruh yang menggunakan pendekatan sektoral. Sejak tiga tahun terakhir, federasi sektoral merekrut pula pabrik di luar sektornya.
[7] Amy Traub. Retail’s Choice How raising wages and improving schedules for
women in the retail industry would benefit America. Demos. 2014.Diunduh di: http://www.demos.org/publication/retails-choice-how-raising-wages-and-improving-schedules-women-retail-industry-would-ben
[8] Wawancara dengan buruh PT Mattel Indonesia, September 2014
[9] Surat jawaban dari Disnaker Kota Tangerang, 25 April 2014
[10] Penutupan Pabrik dan ‘Pemutihan’. Kesaksian Suparmi buruh PT Crystal Garment. Akan segera terbit.
[11] Di Indonesia Makalot Grup memiliki tujuh perusahaan, yakni PT Makalot Jakarta Utara, PT Crystal Garment Tangerang Banten, PT Glory I, II, III, IV, V di Semarang Jawa Tengah. Dari tiga provinsi tersebut upah yang paling rendah adalah Semarang.
[12] Bambang Dahana, et.al.  Siapa yang Menjahit Pakaian Kami: Keadaan Perburuhan di Industri Sepatu Pasca-Reformasi. AFWA Indonesia. Segera terbit.
[13] www.dephub.go.id, 2009.
[14] http://www.bpbatam.go.id/ini/Industry_economy/invest_guide.jsp
[15] Catatan Lapangan Batam bersama Sulfiandi, Juli 2013
[16] Catatan Lapangan Batam bersama KC FSPMI Yoni, Juli 2013
[17] Berdasarkan informasi PUK PT Ghim Li FSPMI AI Batam, Abdi Budiman Kaban.
[18] http://www.apparelsingapore.com/wp/ambassadors/ghim-li-global-pte-ltd/
[19] http://www.cottonusasupplychain.com/member-mills?millid=272
[20] http://www.ghimli.com/
[21] Tampaknya perusahaan menyebut merujuk kepada orang-orang yang bekerja di kantor-kantor Ghim Li, bukan di pabrik-pabriknya.
[22] Research in English and Applied Linguistics (REAL) Vol 1: Action, Not Words!!!
[23] Junaidi, Thomas Rudy. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dimoderasi oleh Pelatihan Studi Kasus pada PT. Ghim Li Indonesia di Batam. 2010.
[24] Peraturan perundangan Indonesia mengharuskan bahwa jam lembur tidak boleh dari 14 jam per minggu. Sementara upah yang dibayar pada jam lembur harus lebih tinggi dari jam kerja normal.
[25] Wawancara anggota PUK FSPMI Aneka Industri PT Ghim Li Batam, 13/10/2014
[26] Barbara Ehrenreich, Walmart Invades Earth, New York Times, 25 Juli 2004.
[27] Naomi Klein, No-Logo. Flaminggo. 2000

Penulis

Syarif Arifin
Lembaga Informasi Perburuhan Sedane