Di banyak negara Hari Buruh Internasional merupakan hari libur nasional. Peliburan 1 Mei di tiap negara merupakan perjuangan panjang gerakan buruh di tiap negara. Mereka menuntut penyelenggara negara mengakui 1 Mei sebagai penghormatan terhadap para mujahidin yang memperjuangkan pengurangan jam kerja, perbaikan kondisi kerja dan kenaikan upah.
Hari Buruh Sedunia 2025 diperingati dengan cara pawai, rapat umum, kampanye media sosial di berbagai negara. Mereka mengibarkan bendera, membentangkan spanduk, poster dan berpidato memprotes kebijakan negara yang merampas hak buruh dan menyampaikan solidaritas internasional. Tahun ini peringatan May Day ditujukan untuk memprotes kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai tarif dagang, pemburukan ekonomi global, pemecatan ilegal, sistem buruh kontrak dan outsourcing dan mengutuk perang di Palestina.
Namun, seperti banyak diketahui, di negara-negara yang telah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur para pejabat kerap menggunakan kesempatan tersebut untuk menceramahi buruh agar lebih giat bekerja dan lebih banyak bersyukur demi mendatangkan investasi. Di Indonesia, ceramah tersebut tidak jarang meminjam mulut para tokoh agama atau selebritas yang dihadirkan dalam perayaan Hari Buruh yang diselenggarakan oleh negara.
Di Amerika Serikat peringatan May Day diperingati oleh ribuan buruh dari berbagai sektor, pelajar, imigran, pejuang pro-Palestina dan aktivis kesetaraan di berbagai kota dari Chicago, New York, Atlanta, Philadelphia hingga Los Angeles. Mereka mengecam kebijakan konservatif Donald Trump mengenai tarif, antikeberagaman, antiimigran, serangan terhadap hak-hak perburuhan dan mengecam para miliarder yang mengeruk untung dari kebijakan negara (Apnews.com, 2 Mei 2025; Theguardian.com, 2 Mei 2025). Para demonstran menyerukan slogan, “Satu Perjuangan, Satu Perlawanan – Buruh Bersatu!” (cnn.com, 1 Mei 2025)
Untuk diketahui, 1 Mei di Amerika Serikat bukan hari libur nasional. Meskipun perjuangan May Day kerap dikaitkan dengan perjuangan buruh di Chicago Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat memberikan Hari Buruh sebagai hari libur nasional pada Senin pertama bulan September. Cara Amerika Serikat inilah yang pernah ditiru oleh rezim Soeharto dengan menetapkan 20 Februari sebagai hari pekerja nasional. Tentu saja cara tersebut dilakukan untuk memecah buruh di seluruh dunia agar tidak saling bersolidaritas.
Demonstrasi peringatan May Day di Florida Amerika Serikat 1 Mei 2025/Sumber: Foto AP/John Raoux
Kutukan terhadap kebijakan Donald Trump diungkapkan pula dalam peringatan Hari Buruh Internasional di kawasan Eropa. Di Jerman, Spanyol dan Swiss, Paris, dan Yunani ribuan orang berdemonstrasi mengecam kebijakan tarif Donald Trump sebagai keangkuhan negara Amerika Serikat. Mereka pun mengecam fasisme dan politik perang Amerika Serikat sebagai upaya mempertahankan hegemoni Amerika Serikat di dunia (Apnews.com, 2 Mei 2025; euronews.com, 2 Mei 2025).
Di Paris peringatan May Day diikuti oleh ribuan orang dengan berdemonstrasi. Mereka menuntut kenaikan upah, kesetaraan dan perlindungan hak-hak perburuhan. Demonstrasi peringatan May Day di Paris direspons dengan serangan agresif aparat keamanan terhadap para jurnalis berupa ancaman, pemukulan dan perampasan alat-alat kerja (rsf.org, 7 Mei 2025).
Kecaman terhadap kebijakan tarif Donald Trump pun disuarakan dalam peringatan May Day di Asia. Gerakan sosial di Malaysia, Thailand, Bangladesh, India, Taiwan, Kamboja, Korea Selatan, Indonesia dan negara-negara Asia lainnya memperingati May Day dengan pawai dan demonstrasi.
Demonstrasi buruh yang diorganisasikan oleh Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) melangsungkan May Day di di depan Gerbang Sungnyemun di Jung-gu, Seoul. Mereka menyerukan jaminan hak-hak buruh dan reformasi sosial yang besar. Mereka juga menyerukan kenaikan upah minimum, jaminan kebebasan berserikat dan revisi UU perburuhan agar lebih berpihak pada hak-hak buruh. Demonstrasi pun diorganisasikan oleh Federasi Serikat Buruh Korea Selatan yang menyuarakan tuntutan yang sama dengan KCTU (mk.co.kr, 1 Mei 2025).
Para buruh pun memperingati 1 Mei dengan pawai dan demonstrasi di Monumen Demokrasi ke pusat pemerintahan Thailand. Mereka menuntut cuti hamil selama 180 hari, kenaikan upah yang layak sebagai respons terhadap kenaikan inflasi, dan penentangan terhadap rencana melegalkan kasino di dalam kompleks hiburan dan perjudian daring. Mereka juga menyampaikan duka mendalam untuk para buruh yang tewas dalam membangun gedung Kantor Audit Negara (ThaiEnquirer.com, 1 Mei 2025).
Di Taiwan peringatan May Day diikuti oleh serikat-serikat buruh lokal dan buruh migran. Mereka melayangkan tujuh tuntutan kepada pemerintah. Demonstrasi peringatan May Day di Taiwan diikuti pula oleh buruh migran asal Indonesia dalam organisasi SEBIMA (Serikat Buruh Manufaktur Indonesia). Mereka menuntut kenaikan upah, jaminan pensiun, dan kesejahteraan lainnya (Apnews.com, 2 Mei 2025).
“Hapus Perundungan, Tuntutan Perlindungan”. Peringatan 1 Mei 2025/Sumber: SEBIMA
Peringatan Hari Buruh di Filipina menuntut kenaikan upah, perlindungan dari pemecatan dan mendesak negara agar tidak mengabaikan ekonomi nasional (Apnews.com, 2 Mei 2025).
Di Turki peringatan May Day mengangkat persoalan perburuhan dan perluasan demokrasi (Apnews.com, 2 Mei 2025). Peringatan May Day berlangsung di berbagai kota dari Istanbul, Ankara, Izmir, Diyarbakir, dan kota-kota lainnya. Peringatan May Day diikuti oleh buruh dan para pegiat sosial. Mereka menyerukan perlindungan hak, kenaikan upah dan menyerukan pembebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel (turkiyekhabar.ir, 2 Mei 2025).
Di Irak, 1 Mei merupakan hari libur nasional. Rakyat Irak memperingati May Day dengan demonstrasi di berbagai provinsi. Mereka menuntut perlindungan dari pemecatan, kenaikan upah, dan reformasi hukum perburuhan (Shafaq.com, 1 Mei 2025).
Di Jepang, peringatan May Day mengecam kebijakan Donald Trump, menuntut kenaikan upah, kesetaraan gender, penghentian buruh kontrak, pengakhiran perang di Palestina dan di Ukraina (Aljazeera.com, 1 Mei 2025).
“Menangkan hak-hak buruh”, Peringatan Hari Buruh Internasional di Korea Selatan (1 Mei 2025). Sumber: KCTU
***
Di Indonesia peringatan Hari Buruh Internasional dilaksanakan di pusat-pusat pemerintahan dan lapangan umum di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa lokasi peringatan May Day terjadi di Bandung, Jakarta, Semarang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya, Morowali, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Bogor, Batam, Kabupaten Sukabumi, dan sebagainya. Hari buruh diperingati oleh buruh dari berbagai sektor industri dan kalangan nonburuh dari berbagai organisasi maupun tanpa organisasi.
Terdapat dua jenis penyelenggaraan Hari Buruh, yakni yang dilaksanakan bersama pemerintah dan pengusaha dengan tajuk May Day Fiesta atau May Day is Kolaborasi Day; dan dilaksanakan bersama gerakan sosial lainnya.
Peringatan Hari Buruh bersama pemerintah dan pengusaha dilaksanakan dengan kegiatan hiburan, bagi-bagi hadiah, donor darah, bakti sosial dan pidato dari pemerintah. Misalnya, peringatan Hari Buruh di Kota Batam Kepulauan Riau, yang dilaksanakan di lapangan Kawasan Batamindo, di Hotel Golden View Bengkong, SP Plaza Sagulung dan Kantor Walikota Batam. Acara tersebut dihadiri oleh Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin, Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin, Kabinda Kepri Brigjen TNI Bonar Panjaitan, Wakil Gubernur Kepri Saiful Badri, Walikota Batam Amsakar Ahmad, PJU Polda Kepri, Apindo Kepri dan Kota Batam, KSPSI Kota Batam, FSPMI, FPBI, dan FARKES Reformasi Kota Batam. Peringatan Hari Buruh di Kota Batam dilaksanakan dalam bentuk aksi donor darah dan penanaman 1.000 pohon mangrove, hiburan dan bakti sosial.
Di Jakarta peringatan Hari Buruh di tiga lokasi. Pertama, dilaksanakan di lapangan Monumen Nasional (Monas). Kedua, di Tugu Tani. Ketiga, di halaman utama DPR RI.
Di lapangan Monas peringatan Hari Buruh mengambil tajuk May Day Fiesta. Dihadiri oleh Presiden Prabowo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman, dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.
Acara tersebut diikuti oleh KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Andi Gani, KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Jumhur Hidayat, KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia), KSPI (Konfederasi Serikat Buruh Indonesia), KBMI (Konfederasi Buruh Merdeka Indonesia), yang memobilisasi sekitar 200 ribu buruh dari Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Beberapa buruh menyebutkan, mereka merasa gembira dapat hadir di Monas. Karena dapat menonton konser gratis band Tipe-X dan Wali. Mereka tidak mengetahui betul bahwa acara tersebut dalam kerangka peringatan Hari Buruh Sedunia.
Acara tersebut dihadiri pula oleh Sekjen ITUC-AP Shoya Yoshida. Dalam kesempatan tersebut Shoya memberikan pujian kepada Prabowo, sebagai presiden yang memiliki komitmen terhadap hak buruh.
Kehadiran Prabowo dalam May Day adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya, pada 2015, Prabowo hadir dalam May Day Fiesta yang diselenggarakan oleh KSPI. Saat itu, Prabowo kalah dalam Pilpres 2014. Dalam kesempatan tersebut, hadir Sekjen ITUC Sharan Burrow. Acara yang dimeriahkan dengan grup band Ahmad Dhani, Triad, disertai dengan aksi bakar diri Sebastian Manuputy, yang menuntut perbaikan kondisi kerja di tempat kerjanya (Arifin, 5 Mei 2015).
Peringatan Hari Buruh di Monas diramaikan penampilan band Tipe-X dan Wali dan pembacaan pernyataan sikap oleh Presiden Prabowo. Isi pernyataan sikap tersebut adalah pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, mendukung pengesahan RUU Perampasan Aset, menghapus outsourcing, mengesahkan RUU PPRT, membentuk Satgas PHK, dan mendukung Marsinah sebagai pahlawan nasional.
Di Tugu Tani dan halaman utama DPR RI peringatan Hari Buruh dilaksanakan oleh serikat buruh, serikat tani, organisasi perempuan, pemuda, pelajar, organisasi nonpemerintah (Ornop) dan individu-individu yang tidak bergabung dalam organisasi. Mereka mengangkat tema, Mei Melawan!
Uniknya, peringatan May Day tanpa pemerintah mengangkat persoalan lebih konkret dan luas ketimbang masalah perburuhan. Di antaranya persoalan antimiliterisme, menolak pemecatan ilegal, menolak buruh kontrak dan outsourcing, kenaikan upah, menolak perampasan tanah, pembebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel dan lain-lain.
Mereka membentangkan spanduk, poster dan membawa bendera serikat buruh ukuran lebih dari 10 meter.
Juga menarik perhatian banyak orang adalah keterlibatan individu atau komunitas dalam peringatan Hari Buruh di DPR RI. Mereka membawa poster dan stiker dengan membawa tuntutan sendiri seperti persoalan day care gratis, cuti 6 bulan dan cuti ayah.
Dalam kesempatan May Day 2025, beberapa serikat buruh mendeklarasikan konfederasi, seperti Aspek (Asosiasi Pekerja) Indonesia yang mendeklarasikan sebagai konfederasi di Gedung Juang; dan F Sedar dan F Sebumi yang mendeklarasikan KBBI (Konfederasi Barisan Buruh Indonesia).
Tahun ini barisan dan tuntutan buruh ojol dan kurir tidak begitu tampak di permukaan. Memang ada beberapa ojol dan kurir yang terlihat dalam barisan aksi massa di Monas maupun di DPR RI. Tapi jumlah mereka kalah besar dengan jumlah buruh manufaktur. Hal ini berbeda dengan dengan tahun 2024, di mana buruh ojol dan kurir menggelar aksi massa mandiri menuntut perlindungan negara dan tanggung jawab aplikator.
Menciptakan musuh
Hari Buruh di Monas berlangsung meriah. Peringatan Hari Buruh di Tugu Tani dan DPR RI berlangsung tegang. Massa yang melangsungkan peringatan Hari Buruh di Tugu Tani dibubarkan paksa dengan alasan bukan area untuk aksi massa peringatan Hari Buruh Internasional. Sedangkan di DPR RI peringatan Hari Buruh dijaga ketat oleh 4.793 aparat keamanan gabungan TNI dan Polri. Aparat keamanan pun menggunakan kekuatan berlebihan untuk mengalau aksi massa damai dengan gas air mata dan water cannon (ylbhi.or.id, 9 Mei 2025).
Kekerasan terhadap partisipan aksi massa peringatan Hari Buruh Internasional terjadi di DPR RI Jakarta, Bandung dan Semarang. Kekerasan aparat keamanan negara menyebabkan 20 korban luka-luka dan 58 orang ditangkap dan ditahan sewenang-wenang. Kekerasan pun dialami oleh para jurnalis yang dilarang melakukan perekaman dan petugas paramedis, yang mengalami penggeledahan paksa, pelecehan seksual, perundungan, pemukulan, hingga penangkapan sewenang-wenang. Partisipan aksi massa pun mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan, ditendang, dipiting, diinjak dengan sepatu lars, dan dilindas dengan kendaraan bermotor (ylbhi.or.id, 9 Mei 2025).
Selain melakukan kekerasan terhadap massa aksi, aparat negara pun melabeli partisipan massa aksi dengan kaum anarko, sebagai pembuat kerusuhan dalam peringatan Hari Buruh Internasional. Sudah dapat ditebak label tersebut merupakan ‘politik belah bambu’ ala rezim fasis untuk melamahkan gerakan rakyat.
Seperti diketahui, peringatan Hari Buruh berkaitan dengan upaya gerakan buruh menuntut pengurangan jam kerja, kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja. Perjuangan tersebut dapat ditelusuri sejak 1856 di Melbourne Australia, di mana tukang batu dan buruh konstruksi melakukan pemogokan; dan pemogokan buruh di Chicago Amerika Serikat pada 1886. Di Indonesia, peringatan May Day merupakan bagian gerakan antikolonialisme yang telah berlangsung sejak 1918-an. Mereka memprotes kebijakan negara kolonial, menuntut UU perburuhan yang adil, pengurangan jam kerja, menuntut perbaikan kondisi kerja. Dalam seluruh peringatan Hari Buruh tersebut, gerakan buruh bersama gerakan rakyat memprotes kebijakan negara, keserakahan investor dan menyatakan solidaritas internasional.
Tulisan ini merupakan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan organisasi manapun. Sehari sebelum Mayday 2025, salah satu kawan bertanya pada saya melalui WhatsApp “Kamu ke Monas atau ke DPR?” Saya merasa, ini pertanyaan yang sangat tricky karena jawaban saya selanjutnya dapat memberikan persepsi bagi kawan saya tersebut apakah saya bersama dia atau tidak. Jawaban […]
1 Mei 2025 siang hari. Hawa panas Jakarta sungguh berlebihan dan tidak biasa. Partisipan massa aksi sudah datang memenuhi gerbang pintu DPR. Beberapa dari mereka sedang berorasi dalam rangka merayakan Hari Buruh. Dari poster yang saya dapati aksi massa memang sudah berlangsung dari jam 8.00 pagi. Diawali dengan aksi massa perempuan pekerja rumah tangga menuntut […]
Pertengahan April 2025, beberapa petinggi serikat buruh mewacanakan pembentukan Satuan Tugas PHK (Satgas PHK). Dan kemudian direspons positif oleh pemerintah. Usulan pembentukan Satgas PHK tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terjadinya kasus pemecatan massal di berbagai perusahaan dan daerah karena ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif. Pertanyaannya kemudian, seberapa efektifkah Satgas PHK tersebut? Merujuk pembentukan lembaga-lembaga perburuhan […]